Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, nilai impor Indonesia mencapai US$17,96 miliar sepanjang Maret 2024. Angka itu turun US$479,1 juta atau 2,6% dibandingkan bulan sebelumnya.
BPS menyebut, impor berasal dari minyak dan gas (migas) US$3,32 miliar dan non-minyak dan gas (nonmigas) US$14,63 miliar atau masing-masing memberikan peranan 18,52% dan 81,48% terhadap total nilai impor Indonesia.
BPS juga menjelaskan, sebesar 73,52% kebutuhan impor Indonesia disokong dari sepuluh negara asal utama. China menempati posisi pertama dengan proporsi kontribusi 30,31% dari total impor Indonesia sepanjang Januari-Maret 2024.
Dengan jarak cukup jauh, Singapura menempati posisi kedua dengan kontribusi 9,29%. Diikuti oleh Jepang 6,08%; Thailand 4,96%; Malaysia 4,90%; Amerika Serikat 4,87%; Korea Selatan 4,45%; Australia 4,04%; Vietnam 2,88%; dan Taiwan 1,74%.
Negara-negara lain yang terhimpun mencapai 26,48% pada periode yang sama.
Adapun kelompok barang utama impor selama Januari-Maret 2024 didominasi oleh mesin dan alat angkutan US$17,24 miliar atau berperan 31,41% terhadap total impor Indonesia. Nilai impornya turun US$771,8 juta atau 4,28% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
(Baca juga: Impor RI April 2024 Capai US$16 Miliar, Turun secara Bulanan)