Perang antara Iran dan Israel yang meletus sejak Jumat (13/6/2025) memicu kenaikan harga minyak mentah global.
Mengutip pemberitaan Reuters, pada perdagangan Selasa (17/6/2025) pukul 03.40 GMT, harga minyak mentah Brent naik 0,5% menjadi US$73,57 per barel, dan harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 0,4% menjadi US$72,06.
"Harga minyak naik di tengah kekhawatiran bahwa konflik Iran-Israel dapat makin intens, meningkatkan risiko kerusuhan dan potensi gangguan pasokan minyak dari wilayah penghasil minyak utama Timur Tengah," kata Reuters, Selasa (17/6/2025).
(Baca: Ini Deretan Konflik Timur Tengah yang Guncang Pasar Minyak Global)
Kekhawatiran ini muncul terkait dengan posisi Iran sebagai salah satu negara penghasil minyak utama di kawasan Timur Tengah, bahkan masuk jajaran top global.
Namun, tampaknya hanya ada sedikit negara yang membeli minyak dari Iran secara langsung.
Menurut U.S. Energy Information Administration (EIA), negara pembeli utama minyak Iran adalah China. Dari total ekspor minyak mentah dan kondensat Iran pada 2023, sebanyak 89% dikirim ke negara tersebut.
Kemudian sebagian kecil sisanya dikirim ke Suriah (6%), Uni Emirat Arab (3%), dan Venezuela (2%).
"Kilang minyak independen China, yang sebagian besar berlokasi di Provinsi Shandong, telah membeli sebagian besar ekspor minyak Iran selama tiga tahun terakhir," kata EIA dalam Country Analysis Brief: Iran (2024).
"Iran menambah diskon harga minyak untuk bersaing dengan Rusia dalam memperebutkan pangsa pasar minyak mentah di China," kata mereka.
(Baca: Daftar Negara Pemasok Senjata ke Iran sampai 2024)