Pandemi Covid-19 membuat industri farmasi dan obat-obatan di Indonesia mengalami pertumbuhan pesat.
Hal serupa juga terjadi di skala global. Menurut laporan Nature Reviews Drug Dicovery yang dirilis Maret 2022, selama pandemi perusahaan-perusahaan farmasi multinasional mencatatkan pertumbuhan penjualan produk obat mereka di skala global.
(Baca: Pendapatan Pfizer Melesat Hingga 94,03% pada 2021)
Berikut 5 produk obat-obatan dengan nilai penjualan global tertinggi tahun 2021:
- Comirnaty (Pfizer): US$36,9 miliar (Rp531,22 triliun)
- Humira (AbbVie): US$20,7 miliar (Rp298 triliun)
- Spikevax (Moderna): US$17,7 miliar (Rp254,8 triliun)
- Keytruda (Merck & Co.): US$17,2 miliar (Rp247,6 triliun)
- Revlimid (Bristol Myers Squibb): US$12,8 miliar (Rp184,27 triliun)
Cominarty, vaksin Covid-19 yang diproduksi Pfizer, tercatat sebagai produk obat-obatan paling laris di dunia pada 2021, dengan total nilai penjualan mencapai US$36,9 miliar.
Produk obat dengan penjualan global tertinggi berikutnya adalah Humira yang diproduksi AbbVie. Obat ini digunakan untuk mengurangi gejala sekaligus mencegah rheumatoid arthritis atau peradangan sendi.
Obat-obatan terlaris berikutnya adalah vaksin Covid-19 Spikevax dari Moderna, Keytruda yang digunakan sebagai obat imunoterapi, serta Revlimid yang digunakan untuk obat terapi kanker sumsum tulang.
(Baca Juga: Industri Kimia, Farmasi, dan Obat Tradisional Terus Tumbuh di Masa Pandemi Covid-19)