Di era industri 4.0, kekuatan ekonomi menjadi bagian yang sangat penting bagi suatu negara. Salah satunya adalah kinerja ekspor yang menjadi kunci perekonomian. Sayangnya, kinerja ekspor Indonesia justru tertinggal dibandingkan negara-negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN). Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok yang masih berlanjut menjadi tantangan pemerintah agar defisit neraca perdagangan Indonesia tidak membengkak seperti tahun lalu.
Berdasarkan data Sekretariat ASEAN, nilai ekspor Indonesia pada 2018 hanya sebesar 17,28% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka tersebut di bawah rerata ASEAN sebesar 55,22% terhadap PDB dan berada di posisi paling buncit dari 10 negara. Negara dengan kinerja ekspor terbesar adalah Singapura, yakni sebesar 113,16% terhadap PDB. Di urutan kedua adalah Vietnam dengan rasio ekspor mencapai 100,8% dari PDB.
(Baca Databoks: 5 Negara Tujuan Ekspor Nonmigas Terbesar Indonesia)
Menurut data BPS, nilai ekspor Indonesia sepanjang 2018 mencapai US$ 180 miliar sementara PDB Indonesia sebesar Rp 14.837,4 triliun atau setara US$ 1.044 miliar. Adapun nilai impor tahun lalu sebesar US$ 188 miliar. Artinya, neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit US$ 8 miliar.
(Baca Databoks: Defisit Neraca Perdagangan Indonesia 2018 Terburuk Dalam Sejarah)