Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), nilai impor Indonesia pada April 2023 mencapai USD 15,35 miliar.
Perolehan itu turun 25,45% dibanding nilai impor Maret 2023 (month-on-month/mom), serta lebih rendah 22,32% dibanding April tahun lalu (year-on-year/yoy).
(Baca: Kinerja Ekspor Indonesia Melemah pada April 2023)
Jika dirinci berdasarkan kelompok komoditasnya, nilai impor minyak dan gas (migas) Indonesia pada April 2023 mencapai USD 2,96 miliar, turun 1,98% (mom) serta melemah 22,52% (yoy).
Sementara, nilai impor nonmigas mencapai USD 12,39 miliar, turun 29,48% (mom) atau melemah 22,27% (yoy).
Di kelompok nonmigas, barang yang nilai impornya turun signifikan secara bulanan adalah kendaraan dan bagiannya, dengan persentase penurunan 37,03% (mom).
Kemudian nilai impor besi dan baja turun 36,44% (mom); plastik dan barang dari plastik turun 35,14% (mom); mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya turun 32,01% (mom); serta mesin/peralatan mekanis dan bagiannya turun 23,45% (mom).
Ada pula sejumlah komoditas yang nilai impornya naik, tapi belum mampu mengerek kinerja impor nasional karena nominalnya tergolong kecil.
Komoditas tersebut adalah barang anyaman yang nilai impornya naik 104,76% (mom); impor daging hewan meningkat 57,97% (mom); serta impor ampas dan sisa industri makanan naik 22,48% (mom).
Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–April 2023 adalah Tiongkok, dengan nilai USD 19,18 miliar. Angka ini setara dengan 32,5% dari total impor nasional periode Januari-April 2023.
Pada periode sama, Indonesia banyak mengimpor barang nonmigas dari Jepang dengan nilai USD 5,24 miliar (8,88%), dan Thailand USD 3,53 miliar (5,98%).
(Baca: Indeks Penjualan Retail Meningkat pada April 2023, Tertinggi sejak Pandemi)