Rata-rata nilai ekspor produk nabati di Indonesia saat ini sebesar US$9,05 juta data per Februari 2023. Hanya sebagian kecil saja provinsi, kondisi saat ini terlihat lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama bulan sebelumnya.
(Baca: Volume Ekspor SITC Batu Bara Kokas dan Briket Provinsi Aceh Periode Mei-November 2024)
Jawa Timur berada di urutan pertama. Di provinsi ini, Bank Indonesia (BI) mencatat jumlah nilai ekspor produk nabati sebanyak US$51,47 juta. Perkembangan data bulanan di wilayah ini naik 6,68% dibandingkan dengan periode yang sama bulan sebelumnya. Sumatera utara berada di urutan kedua. Dibandingkan dengan periode yang sama bulan sebelumnya, nilai ekspor produk nabati di provinsi ini tumbuh -21,28%. Periode yang sama bulan sebelumnya nilai ekspor produk nabati di provinsi ini tercatat US$31,27 juta .
Selanjutnya, Lampung dengan nilai ekspor produk nabati US$30,56 juta (turun 20,3%), Riau dengan nilai ekspor produk nabati US$28,14 juta (naik 30,19%) dan nilai ekspor produk nabati di Sulawesi Selatan naik 10,09% menjadi US$27,27 juta dibandingkan dengan periode yang sama bulan sebelumnya
(Baca: Nilai Ekspor Nonmigas Menurut Negara Tujuan Afrika Periode 2013-2024)
Berikut ini sepuluh provinsi dengan nilai ekspor produk nabati tertinggi pada Februari 2023:
- Jawa Timur US$51,47 juta
- Sumatera Utara US$35,54 juta
- Lampung US$30,56 juta
- Riau US$28,14 juta
- Sulawesi Selatan US$27,27 juta
- DKI Jakarta US$15,3 juta
- Jawa Barat US$14,59 juta
- Jambi US$14,59 juta
- Jawa Tengah US$13,06 juta
- Gorontalo US$8,8 juta