
- A Font Kecil
- A Font Sedang
- A Font Besar
International Monetary Fund (IMF) mencatat PDB Paritas Daya Beli (PPP) Myanmar pada 2024 sebesar 504.16 Unit. Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2023 yang sebesar 484.84 Unit. Peningkatan ini melanjutkan tren positif dalam beberapa tahun terakhir, meskipun dengan tingkat pertumbuhan yang bervariasi.
Secara historis, PDB PPP Myanmar mengalami fluktuasi. Tahun 2018 terjadi penurunan signifikan dengan kontraksi turun 6.28%. Setelahnya, terjadi pemulihan dan pertumbuhan yang cukup baik, terutama pada tahun 2021 dengan pertumbuhan mencapai 15.77%. Pertumbuhan ini melambat dalam tiga tahun terakhir, dengan 7.14% pada 2023 dan 3.99% pada 2024.
(Baca: PDB Menurut Daya Beli di Belize 2024)
Satuan unit dalam data yang disajikan di artikel ini merupakan hasil perhitungan IMF atas nilai PDB harga berlaku mata uang nasional Myanmar terhadap dolar internasional. Dalam Publikasinya, IMF menyebutkan perhitungan digunakan untuk tujuan penyusunan komposit kelompok negara. Data yang dihasilkan ini dikatakan bukan sebagai sumber utama penyajian data paritas daya beli (PPP).
Dalam tiga tahun terakhir (2022-2024), rata-rata pertumbuhan PDB PPP Myanmar adalah sekitar 7.12%. Jika dibandingkan dengan lima tahun terakhir (2020-2024), rata-rata pertumbuhan sedikit lebih tinggi, yaitu sekitar 7.65%. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada perlambatan, pertumbuhan ekonomi Myanmar tetap relatif stabil dalam jangka menengah.
Kenaikan tertinggi dalam 10 tahun terakhir terjadi pada 2021, yaitu sebesar 15.77%. Sementara itu, penurunan terendah terjadi pada 2018 dengan kontraksi turun 6.28%. Anomali ini menunjukkan bahwa ekonomi Myanmar rentan terhadap guncangan eksternal dan internal.
Secara regional, Myanmar tetap berada di peringkat ke-5 di antara negara-negara ASEAN dalam hal PDB PPP. Peringkat ini tidak berubah dari tahun-tahun sebelumnya, menunjukkan bahwa Myanmar perlu berupaya lebih keras untuk meningkatkan daya saing ekonominya di kawasan.
(Baca: PDB Menurut Daya Beli di Irak 2024)
IMF memproyeksikan PDB PPP Myanmar akan terus tumbuh di tahun-tahun mendatang. Proyeksi untuk tahun 2025 adalah 523.036 Unit, dengan pertumbuhan sebesar 3.74%. Meskipun pertumbuhan ini positif, namun lebih rendah dibandingkan pertumbuhan tahun 2024. Proyeksi ini menunjukkan bahwa ekonomi Myanmar diperkirakan akan tumbuh lebih lambat dalam jangka pendek.
Di antara negara-negara ASEAN yang datanya tersedia, Brunei Darussalam memiliki angka PDB PPP terendah yaitu 0.496. Sementara itu, Vietnam menempati peringkat pertama dengan angka 6956.919. Myanmar berada di peringkat menengah dalam daftar ini, menunjukkan masih ada ruang untuk perbaikan dalam meningkatkan PDB PPP-nya.