Pengeluaran untuk sabun mandi di Kota Depok mencapai Rp 125.490 per kapita per bulan pada tahun 2024. Angka ini mengalami kenaikan sebesar 2,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pengeluaran ini terus meningkat dari tahun 2018 hingga 2024, meski dengan pertumbuhan yang fluktuatif.
Secara historis, pengeluaran sabun mandi di Kota Depok menunjukkan perkembangan yang menarik. Sempat mengalami penurunan sebesar 10,5% pada tahun 2019, pengeluaran ini kemudian kembali meningkat signifikan sebesar 17,8% pada tahun 2020. Setelah itu, pertumbuhan cenderung melambat, namun tetap positif. Ini mengindikasikan kesadaran masyarakat akan kebersihan diri yang terus meningkat.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Makanan dan Minuman Jadi Kab. Bombana | 2024)
Pengeluaran untuk sabun mandi ini merupakan bagian kecil dari total pengeluaran masyarakat. Dari total rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang jasa sebesar Rp 722.426, pengeluaran sabun mandi hanya menyumbang sekitar 17,3%. Namun, angka ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata pengeluaran untuk kecantikan, yaitu sebesar Rp 65.777. Hal ini menunjukkan bahwa sabun mandi masih menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat Kota Depok.
Dalam skala yang lebih luas, Kota Depok menduduki peringkat ke-3 dalam pengeluaran sabun mandi tertinggi di Pulau Jawa pada tahun 2024. Sementara itu, di antara kabupaten/kota se-Provinsi Jawa Barat, Kota Depok berada di peringkat ke-2. Secara nasional, Kota Depok menempati peringkat ke-12 dalam hal pengeluaran sabun mandi tertinggi.
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Jawa Barat, Kota Bekasi mencatatkan pengeluaran tertinggi untuk sabun mandi, yaitu sebesar Rp 146.439 per kapita per bulan, dengan penurunan 3,2%. Kota Bandung berada di peringkat ketiga dengan nilai Rp 101.215 dan penurunan 13,5%. Sementara itu, Kota Bogor mencatatkan pengeluaran Rp 97.979 dengan penurunan 10,5%. Kabupaten Bekasi berada di posisi ke empat dengan nilai Rp 87.848 dan penurunan 1,6% dan Kota Cimahi berada di posisi ke lima dengan nilai Rp 86.505 dengan penurunan 10,1%.
Berdasarkan data BPS, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Bekasi adalah yang tertinggi di Jawa Barat, mencapai Rp 1.908.316 pada tahun 2024, dengan pertumbuhan 22,4%. Sementara itu, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan makanan dan bukan makanan di Kota Bekasi juga tertinggi, yaitu Rp 3.132.705, mengalami kenaikan 9,4%. Untuk pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan, Kota Bekasi juga memimpin dengan nilai Rp 1.224.388, tumbuh 21,3%.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Kecantikan di Kab. Muaro Jambi 2018 - 2024)
Kota Bekasi
Kota Bekasi menunjukkan performa yang kuat dalam pengeluaran non-makanan, dengan nilai tertinggi di Jawa Barat. Kenaikan yang signifikan menunjukkan peningkatan daya beli dan alokasi dana untuk kebutuhan selain makanan.
Kota Bogor
Kota Bogor menduduki peringkat kedua dalam pengeluaran non-makanan, namun mengalami penurunan dalam total pengeluaran per kapita makanan dan non-makanan. Ini mengindikasikan perubahan pola konsumsi masyarakat Bogor.
Kota Bandung
Kota Bandung juga menunjukkan posisi yang kuat dalam pengeluaran non-makanan, namun pertumbuhan total pengeluaran per kapita makanan dan non-makanan mengalami penurunan. Perlu ada analisis lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi perubahan ini.
Kota Cimahi
Kota Cimahi mencatatkan pertumbuhan yang cukup baik dalam pengeluaran non-makanan, namun total pengeluaran per kapita makanan dan non-makanan mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Kota Cimahi cenderung lebih fokus pada pengeluaran non-makanan.