Pengeluaran untuk perawatan kulit di Kota Dumai menunjukkan peningkatan signifikan pada 2024, mencapai Rp67.457 per kapita per bulan. Angka ini tumbuh 30,6% dibandingkan tahun sebelumnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). Kenaikan ini menjadikan Kota Dumai sebagai daerah dengan pengeluaran tertinggi ketiga untuk perawatan kulit di Provinsi Riau.
Jika dibandingkan dengan pengeluaran total masyarakat Kota Dumai, alokasi untuk perawatan kulit masih relatif kecil. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa mencapai Rp292.571, sementara untuk kecantikan secara umum adalah Rp56.489. Pengeluaran untuk perawatan kulit menjadi bagian dari alokasi untuk makanan jadi (Rp224.043) dan rokok serta tembakau (Rp180.291).
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Aneka Barang dan Jasa Kab. Indragiri Hilir | 2024)
Secara historis, pengeluaran untuk perawatan kulit di Kota Dumai fluktuatif. Setelah mengalami penurunan 23,2% pada 2019, pengeluaran ini sempat meningkat, namun kembali mengalami kontraksi 10,5% pada 2023. Kenaikan signifikan pada 2024 menunjukkan adanya peningkatan kesadaran atau prioritas masyarakat terhadap perawatan diri. Pada 2024, Kota Dumai berada di peringkat ke-162 secara nasional untuk pengeluaran perawatan kulit.
Total pengeluaran masyarakat Kota Dumai juga menunjukkan perkembangan. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mengalami pertumbuhan. Kondisi ini menggambarkan adanya peningkatan kemampuan ekonomi atau perubahan pola konsumsi masyarakat Kota Dumai secara keseluruhan.
Dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Riau, Kota Dumai menduduki peringkat ketiga dalam hal pengeluaran untuk perawatan kulit pada 2024. Kota Pekanbaru masih memimpin dengan pengeluaran Rp88.443, meskipun mengalami penurunan 2,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Kabupaten Kampar berada di posisi kedua dengan Rp70.770, mencatat pertumbuhan tertinggi yaitu 32,9%.
Berdasarkan data BPS, konsumsi bukan makanan di Kota Dumai mengalami pertumbuhan. Hal ini terefleksi dari peningkatan pengeluaran untuk perawatan kulit yang cukup signifikan. Pergeseran ini dapat mengindikasikan perubahan prioritas masyarakat dalam mengalokasikan pendapatannya.
(Baca: PDRB ADHB di Kabupaten Seram Bagian Barat Menurut Sektor pada 2024)
Pengeluaran tertinggi untuk perawatan kulit di Kota Dumai terjadi pada 2024, dengan Rp67.457. Data terendah terjadi pada 2019, yaitu Rp34.788. Anomali ini menunjukkan bahwa pengeluaran untuk perawatan kulit sangat sensitif terhadap perubahan kondisi ekonomi dan preferensi masyarakat.
Kota Pekanbaru
Kota Pekanbaru mencatatkan pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan sebesar Rp1.203.364 pada tahun 2024, mengalami pertumbuhan 1,1% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.190.142,78. Dengan angka ini, Kota Pekanbaru menduduki peringkat pertama se-Provinsi Riau dalam kategori tersebut, menunjukkan konsumsi masyarakat yang tinggi terhadap barang dan jasa non-primer.
Kabupaten Siak
Kabupaten Siak menunjukkan peningkatan pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan menjadi Rp737.684 pada 2024, naik 1% dari Rp730.170,77 pada tahun sebelumnya. Kabupaten ini menempati posisi kedua di antara kabupaten/kota se-Provinsi Riau, menandakan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi yang baik di sektor non-makanan.
Kabupaten Pelalawan
Kabupaten Pelalawan mencatatkan pertumbuhan signifikan dalam pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan, melonjak 10% dari Rp644.103,27 menjadi Rp708.621 pada tahun 2024. Peningkatan ini menempatkan Kabupaten Pelalawan di peringkat ketiga se-Provinsi Riau, mengindikasikan peningkatan kesejahteraan dan diversifikasi konsumsi masyarakatnya.
Kabupaten Indragiri Hulu
Kabupaten Indragiri Hulu menunjukkan pertumbuhan yang paling tinggi, yaitu 23,3% dalam pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan, dari Rp571.481,63 menjadi Rp704.832 pada tahun 2024. Kenaikan ini mengantarkan Kabupaten Indragiri Hulu ke peringkat keempat se-Provinsi Riau, mencerminkan peningkatan aktivitas ekonomi dan perubahan perilaku konsumsi masyarakat yang signifikan.