Besaran pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Aceh Tenggara pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp132.036 per kapita per bulan. Angka ini menunjukkan sedikit kenaikan sebesar 0,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pengeluaran ini dihitung dalam satuan Rupiah per kapita per bulan.
Secara historis, pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Aceh Tenggara mengalami fluktuasi. Sempat menyentuh angka Rp113.442 pada tahun 2018, kemudian naik menjadi Rp120.499 pada tahun 2019, lalu mengalami penurunan menjadi Rp108.604 pada tahun 2020. Namun, sejak tahun 2021 kembali mengalami kenaikan hingga mencapai Rp132.036 pada tahun 2024. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2021, yaitu sebesar 11,9 persen.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Sumatera Utara 2015 - 2024)
Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp173.707, pengeluaran untuk rokok dan tembakau mencapai sekitar 75,9 persen. Angka ini cukup signifikan jika dibandingkan dengan pengeluaran untuk kecantikan (Rp21.707), makanan jadi (Rp151.312), perawatan (Rp42.135), dan sabun mandi (Rp52.230). Hal ini mengindikasikan bahwa rokok dan tembakau masih menjadi bagian penting dari pengeluaran masyarakat di Kabupaten Aceh Tenggara.
Dalam skala provinsi, Kabupaten Aceh Tenggara berada di peringkat 14 dari 23 kabupaten/kota di Aceh dalam hal besaran pengeluaran untuk rokok dan tembakau pada tahun 2024. Sementara secara nasional, kabupaten ini menduduki peringkat 248. Peringkat ini menunjukkan bahwa konsumsi rokok dan tembakau di Kabupaten Aceh Tenggara relatif tinggi dibandingkan dengan beberapa kabupaten/kota lain di Aceh.
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Aceh, Kabupaten Aceh Jaya menempati peringkat pertama dengan nilai pengeluaran untuk rokok dan tembakau tahun 2024 sebesar Rp191.516. Pertumbuhannya mencapai 20,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kabupaten Bener Meriah berada di peringkat kedua dengan nilai Rp184.119 dan pertumbuhan 8,9 persen. Sementara itu, Kabupaten Aceh Barat berada di peringkat ketiga dengan nilai Rp169.925, namun mengalami penurunan turun 13,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kota Sabang berada di peringkat keempat dengan nilai Rp166.614 dan pertumbuhan 7,1 persen. Kota Banda Aceh berada di urutan kelima dengan nilai Rp162.584 dan pertumbuhan yang signifikan sebesar 21,8 persen.
Kota Banda Aceh
Data BPS menunjukkan pengeluaran bukan makanan di Kota Banda Aceh mencapai Rp1.371.277 pada tahun 2024, meningkat 5,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.296.525,4. Tingginya angka ini menempatkan Kota Banda Aceh pada peringkat pertama se-Aceh untuk kategori pengeluaran bukan makanan. Pengeluaran total (makanan dan bukan makanan) mencapai Rp2.402.683, menempatkannya di posisi puncak di antara kabupaten/kota lainnya di Aceh. Masyarakat Kota Banda Aceh cenderung mengalokasikan dana lebih besar untuk kebutuhan non-makanan.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Perawatan Kulit Kab. Mempawah | 2024)
Kota Lhokseumawe
Kota Lhokseumawe mencatatkan pertumbuhan fantastis pada pengeluaran bukan makanan. Angka ini melonjak 43,4 persen dari Rp622.622,65 pada tahun sebelumnya menjadi Rp893.134 di tahun 2024. Kenaikan signifikan ini mendongkrak posisi Kota Lhokseumawe ke peringkat kedua dalam hal pengeluaran bukan makanan di Aceh. Sementara itu, pengeluaran total mencapai Rp1.692.119, menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dan menempatkan kota ini di posisi ketiga di antara kabupaten/kota lainnya di Aceh.
Kota Sabang
Pengeluaran bukan makanan Kota Sabang mencapai Rp764.253 pada tahun 2024, meningkat 7,7 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp709.693,67. Peningkatan ini mengantarkan Kota Sabang ke peringkat ketiga se-Aceh dalam kategori ini. Total pengeluaran masyarakat Kota Sabang (makanan dan bukan makanan) tercatat sebesar Rp1.654.567. Data ini menempatkan Kota Sabang di urutan kelima dalam daftar pengeluaran total di antara kabupaten/kota di Provinsi Aceh.
Kabupaten Bener Meriah
Kabupaten Bener Meriah menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan dalam pengeluaran bukan makanan, yaitu sebesar 34,6 persen. Nilainya meningkat dari Rp532.235,58 menjadi Rp716.407 pada tahun 2024. Pertumbuhan ini menempatkan Bener Meriah pada peringkat keempat se-Aceh untuk pengeluaran bukan makanan. Total pengeluaran masyarakat Bener Meriah mencapai Rp1.674.833. Data ini menempatkan kabupaten ini di urutan keempat dalam daftar pengeluaran total di antara kabupaten/kota di Provinsi Aceh.
Kota Langsa
Data BPS mencatat pengeluaran bukan makanan Kota Langsa mengalami penurunan turun 9,5 persen. Angka ini turun dari Rp779.274,37 menjadi Rp705.067 pada tahun 2024. Meski demikian, Kota Langsa tetap berada di peringkat kelima se-Aceh dalam kategori pengeluaran bukan makanan. Total pengeluaran masyarakat Kota Langsa (makanan dan bukan makanan) tercatat sebesar Rp1.404.506. Data ini menempatkan Kota Langsa di urutan kesembilan dalam daftar pengeluaran total di antara kabupaten/kota di Provinsi Aceh.