Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pengeluaran untuk perawatan kulit di Kabupaten Bulungan sebesar Rp79.502 per kapita per bulan pada tahun 2024.
Angka ini mengalami sedikit penurunan turun 1,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Walaupun demikian, pengeluaran perawatan kulit di Kabupaten Bulungan menunjukkan perkembangan yang fluktuatif selama periode 2018-2024. Sempat mengalami penurunan signifikan pada 2019, kemudian kembali naik hingga mencapai pengeluaran tertinggi pada 2023 sebelum akhirnya sedikit menurun di 2024.
(Baca: Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp. 16.254 per Dolar AS (Rabu, 09 Juli 2025))
Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa yaitu Rp328.480, pengeluaran untuk perawatan kulit hanya menyumbang sekitar 24,2%. Sementara itu, pengeluaran untuk makanan jadi mencapai Rp254.159 dan rokok serta tembakau mencapai Rp154.141. Ini mengindikasikan bahwa alokasi dana masyarakat untuk kebutuhan dasar dan konsumsi masih lebih besar dibandingkan untuk perawatan diri.
Secara peringkat, pengeluaran untuk perawatan kulit di Kabupaten Bulungan menduduki peringkat ke-3 di antara kabupaten/kota se-Kalimantan Utara pada 2024. Kabupaten Tana Tidung menduduki peringkat pertama dengan Rp108.916, diikuti Kota Tarakan dengan Rp86.625. Secara nasional, Kabupaten Bulungan berada di peringkat 105.
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Kalimantan Utara, pengeluaran perawatan kulit tahun 2024 menunjukkan variasi. Kabupaten Tana Tidung mencatatkan pengeluaran tertinggi dengan pertumbuhan 10%, diikuti Kota Tarakan dengan pertumbuhan 7,3%. Kabupaten Malinau mengalami penurunan -7,3% dan Kabupaten Nunukan mengalami penurunan paling besar yaitu -17,5%.
Berdasarkan data, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kabupaten Bulungan pada tahun 2024 adalah Rp930.575, meningkat 11,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Kabupaten Tana Tidung mencatatkan Rp884.772 dengan pertumbuhan 5,6%, Kabupaten Malinau Rp869.902 dengan pertumbuhan 11,7%, Kota Tarakan Rp836.537 mengalami penurunan -8,5%, dan Kabupaten Nunukan Rp716.548 dengan pertumbuhan 5,7%.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Tanah Bumbu Periode 2004 - 2024)
Sementara itu, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan di Kabupaten Bulungan mencapai Rp1.836.102, tumbuh 14% dibandingkan tahun sebelumnya. Kabupaten Malinau mencatatkan Rp1.819.463 dengan pertumbuhan 15,6%, Kabupaten Tana Tidung Rp1.751.294 dengan pertumbuhan 7,6%, Kota Tarakan Rp1.625.148 mengalami penurunan -1,6%, dan Kabupaten Nunukan Rp1.506.557 dengan pertumbuhan 5,4%.
Untuk pengeluaran makanan, Kabupaten Malinau mencatatkan angka tertinggi yaitu Rp949.561 dengan pertumbuhan 19,3%, diikuti Kabupaten Bulungan Rp905.526 dengan pertumbuhan 16,6%, Kabupaten Tana Tidung Rp866.522 dengan pertumbuhan 9,8%, Kabupaten Nunukan Rp790.008 dengan pertumbuhan 5,1%, dan Kota Tarakan Rp788.611 dengan pertumbuhan 6,8%.
Kabupaten Bulungan
Kabupaten Bulungan menempati urutan pertama dalam hal rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kalimantan Utara. Pengeluaran ini didorong oleh kebutuhan sandang, perumahan, perlengkapan rumah tangga, kesehatan, pendidikan, transportasi, komunikasi, rekreasi dan kebudayaan, serta berbagai barang dan jasa lainnya. Besarnya pengeluaran ini menandakan tingkat konsumsi masyarakat terhadap barang dan jasa non-primer cukup tinggi, mencerminkan aktivitas ekonomi yang dinamis di wilayah ini.
Kabupaten Tana Tidung
Kabupaten Tana Tidung mencatatkan pertumbuhan positif pada rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan, meski tidak setinggi kabupaten lainnya. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan konsumsi masyarakat terhadap makanan, baik yang dibeli di luar rumah maupun yang diolah sendiri. Peningkatan ini bisa jadi dipengaruhi oleh faktor seperti peningkatan pendapatan, perubahan gaya hidup, atau inflasi harga pangan. Meskipun demikian, pertumbuhan ini tetap menjadi indikator positif bagi perekonomian daerah.
Kabupaten Malinau
Kabupaten Malinau mencatatkan pertumbuhan tertinggi dalam rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan di Kalimantan Utara. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan konsumsi masyarakat terhadap makanan, baik yang dibeli di luar rumah maupun yang diolah sendiri. Peningkatan ini bisa jadi dipengaruhi oleh faktor seperti peningkatan pendapatan, perubahan gaya hidup, atau inflasi harga pangan. Meskipun demikian, pertumbuhan ini tetap menjadi indikator positif bagi perekonomian daerah.
Kota Tarakan
Kota Tarakan menunjukkan penurunan dalam rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan, menjadi satu-satunya wilayah yang mengalami penurunan di Kalimantan Utara. Penurunan ini mengindikasikan adanya perubahan prioritas konsumsi masyarakat atau tekanan ekonomi yang menyebabkan mereka mengurangi pengeluaran untuk barang dan jasa non-primer. Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa Kota Tarakan tetap memiliki tingkat pengeluaran yang relatif tinggi dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di provinsi tersebut.
Kabupaten Nunukan
Kabupaten Nunukan menunjukkan pertumbuhan yang moderat dalam rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan konsumsi masyarakat terhadap barang dan jasa secara umum. Peningkatan ini bisa jadi dipengaruhi oleh faktor seperti peningkatan pendapatan, stabilitas harga, atau perbaikan infrastruktur yang memudahkan akses masyarakat terhadap berbagai kebutuhan. Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa Kabupaten Nunukan masih memiliki tingkat pengeluaran yang relatif rendah dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di provinsi tersebut.