Pengeluaran untuk perawatan kulit di Kota Surabaya pada 2024 tercatat sebesar Rp 102.806 per kapita per bulan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka ini mengalami penurunan sebesar 13,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Walaupun demikian, pengeluaran untuk perawatan kulit ini masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata pengeluaran pada tahun 2018 hingga 2021. Secara keseluruhan, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa di Kota Surabaya mencapai Rp 723.548, di mana Rp 82.861 diantaranya dialokasikan untuk kecantikan. Pengeluaran untuk makanan jadi mencapai Rp 400.939, sementara rokok dan tembakau sebesar Rp 151.959, dan sabun mandi Rp 103.566 per kapita per bulan.
(Baca: Data Historis Rata - Rata Upah di Kalimantan Barat Periode 2018-2023)
Pengeluaran untuk perawatan kulit di Kota Surabaya menduduki peringkat pertama di antara kabupaten/kota se-Jawa Timur. Namun, secara nasional, Kota Surabaya berada di peringkat 47 dalam hal pengeluaran untuk perawatan kulit. Di Pulau Jawa, Kota Surabaya menempati urutan ke-12. Data ini menunjukkan bahwa meskipun masyarakat Surabaya memiliki perhatian yang tinggi terhadap perawatan kulit dibandingkan wilayah lain di Jawa Timur, tetapi masih ada daerah lain di Indonesia yang memiliki tingkat pengeluaran lebih tinggi untuk kategori ini.
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Jawa Timur, Kabupaten Sidoarjo mencatatkan pengeluaran untuk perawatan kulit tahun sebelumnya tertinggi yaitu Rp 130.585,85. Sementara pengeluaran untuk perawatan kulit 2024 adalah sebesar Rp 96.645 dan mengalami penurunan sebesar 26 persen. Kota Malang berada di urutan ketiga dengan pengeluaran untuk perawatan kulit tahun sebelumnya sebesar Rp 92.916,08. Pada 2024, pengeluaran menjadi Rp 96.117 atau naik 3,4 persen. Kota Madiun menunjukkan nilai pengeluaran tahun sebelumnya Rp 119.121,39, dan pada 2024 pengeluaran ada di angka Rp 90.081 atau turun 24,4 persen. Kota Pasuruan memiliki pengeluaran tahun sebelumnya sebesar Rp 66.903,53, kemudian menjadi Rp 84.870 di 2024 atau naik 26,9 persen. Kota Probolinggo menunjukkan pengeluaran sebelumnya Rp 80.060,19, dan menjadi Rp 81.781 pada 2024 atau naik 2,1 persen.
(Baca: Statistik Jumlah Penduduk Miskin Periode 2013-2025)
Secara historis, pengeluaran untuk perawatan kulit di Kota Surabaya mengalami fluktuasi. Pada 2018, pengeluaran tercatat sebesar Rp 87.372, kemudian turun menjadi Rp 82.475 pada 2019. Tahun 2020, pengeluaran sedikit naik menjadi Rp 85.467, tetapi kembali turun signifikan pada 2021 menjadi Rp 77.203. Pada 2022, terjadi kenaikan yang cukup signifikan menjadi Rp 118.933, dan sedikit naik menjadi Rp 118.937 pada 2023 sebelum akhirnya kembali turun menjadi Rp 102.806 pada 2024. Kenaikan tertinggi terjadi pada 2022 dengan pertumbuhan 54,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan adanya perubahan preferensi atau prioritas konsumen dari tahun ke tahun terkait pengeluaran untuk perawatan kulit.
Kota Malang
Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Malang menunjukkan peningkatan. Sebelumnya sebesar Rp 1.163.346,82 kini menjadi Rp 1.216.228. Dengan pertumbuhan 4,5 persen, Kota Malang menduduki peringkat pertama se-Jawa Timur. Peningkatan ini mengindikasikan bahwa warga Kota Malang semakin memperhatikan alokasi dana untuk kebutuhan non-pangan.
Kota Madiun
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan di Kota Madiun mencapai Rp 2.043.693, naik 11,7 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1.829.859,41. Pertumbuhan ini menempatkan Kota Madiun pada peringkat pertama di antara kabupaten/kota di Jawa Timur. Peningkatan ini mencerminkan peningkatan kesejahteraan dan kemampuan konsumsi masyarakat Kota Madiun.
Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo mencatat rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan sebesar Rp 881.851, naik 16 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan pencapaian ini, Kabupaten Sidoarjo menduduki peringkat ketiga di Jawa Timur. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Sidoarjo semakin mampu memenuhi kebutuhan pangan mereka.
Kota Batu
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Batu mengalami peningkatan signifikan. Dari Rp 751.201,42 menjadi Rp 968.150, tumbuh 28,9 persen. Hal ini menempatkan Kota Batu pada peringkat keempat di antara kabupaten/kota di Jawa Timur. Peningkatan ini mencerminkan perubahan gaya hidup dan peningkatan kesadaran akan kebutuhan non-pangan di kalangan masyarakat Kota Batu.