Pengeluaran untuk sabun mandi di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, menunjukkan penurunan pada tahun 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pengeluaran untuk sabun mandi sebesar Rp55.885 per kapita per bulan. Angka ini mengalami penurunan sebesar 8,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang jasa, pengeluaran untuk sabun mandi hanya sekitar 29,5 persen. Sementara itu, pengeluaran untuk makanan jadi mencapai Rp188.278 per kapita per bulan. Masyarakat Kabupaten Agam cenderung lebih memprioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan pokok seperti makanan.
(Baca: PDRB ADHK Sektor Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya Periode 2013-2024)
Secara historis, pengeluaran untuk sabun mandi di Kabupaten Agam fluktuatif dalam beberapa tahun terakhir. Setelah mengalami kenaikan dari Rp44.399 pada 2018 menjadi Rp63.971 pada 2022, pengeluaran kemudian menurun menjadi Rp61.039 pada 2023, dan kembali turun di 2024. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2022, yaitu sebesar 25,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada tahun 2024, Kabupaten Agam berada di urutan ke-17 untuk pengeluaran sabun mandi di antara kabupaten/kota se-Sumatera Barat. Peringkat ini menunjukkan bahwa pengeluaran untuk sabun mandi di Kabupaten Agam relatif lebih rendah dibandingkan daerah lain di provinsi tersebut. Secara nasional, Kabupaten Agam berada di peringkat 304.
Beberapa kabupaten/kota lain di Sumatera Barat memiliki pengeluaran untuk sabun mandi yang lebih tinggi pada tahun 2024. Kota Sawahlunto mencatatkan pengeluaran tertinggi, yaitu Rp91.172 per kapita per bulan, diikuti oleh Kota Pariaman sebesar Rp86.279. Pertumbuhan pengeluaran sabun mandi tertinggi terjadi di Kota Pariaman, yakni sebesar 39,9 persen. Kota Sawahlunto mengalami pertumbuhan 7,5 persen dan tetap berada pada peringkat pertama.
Berdasarkan data historis pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan dari BPS, Kota Padang memiliki pengeluaran tertinggi dengan Rp1.051.706 pada tahun 2024, mengalami pertumbuhan 2,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya dan berada di ranking 1. Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki pengeluaran terendah dengan Rp420.072, namun mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 19,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya dan berada di ranking 19.
(Baca: Jumlah Tamu Asing di Hotel Nonbintang di Jawa Barat | 2024)
Untuk rata-rata pengeluaran per kapita sebulan makanan dan bukan makanan, Kota Padang Panjang mencatatkan pengeluaran tertinggi sebesar Rp2.182.054 pada tahun 2024 dengan pertumbuhan 36 persen dan berada di ranking 1. Sementara itu, Kabupaten Pasaman mencatatkan pengeluaran terendah sebesar Rp1.118.750, dengan pertumbuhan 9,6 persen dan berada di ranking 19.
Pengeluaran untuk makanan di Kabupaten Agam masih menjadi prioritas utama dibandingkan pengeluaran untuk kebutuhan perawatan diri seperti sabun mandi. Hal ini tercermin dari perbandingan pengeluaran antara keduanya, serta peringkat Kabupaten Agam di tingkat provinsi dan nasional.
Kota Padang
Sebagai kota dengan pengeluaran bukan makanan tertinggi di Sumatera Barat, Kota Padang menunjukkan tren yang stabil. Pada tahun 2024, pengeluaran bukan makanan mencapai Rp1.051.706, meningkat sedikit dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat Kota Padang memiliki daya beli yang kuat untuk kebutuhan selain makanan.
Kota Bukit Tinggi
Kota Bukit Tinggi menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam pengeluaran bukan makanan. Dengan nilai Rp962.655 pada tahun 2024, kota ini menempati urutan kedua setelah Kota Padang. Peningkatan sebesar 11,7 persen menunjukkan peningkatan kesejahteraan dan diversifikasi konsumsi di kalangan masyarakat Bukit Tinggi.
Kota Padang Panjang
Sebagai kota dengan pengeluaran makanan dan bukan makanan tertinggi, Kota Padang Panjang menunjukkan tren peningkatan yang signifikan. Pengeluaran mencapai Rp2.182.054 pada tahun 2024, dengan pertumbuhan yang sangat tinggi sebesar 36 persen. Pertumbuhan ini mengindikasikan adanya peningkatan pendapatan dan perubahan pola konsumsi di kalangan masyarakat Kota Padang Panjang.
Kota Payakumbuh
Kota Payakumbuh menunjukkan pertumbuhan yang baik dalam pengeluaran bukan makanan. Dengan nilai Rp888.390 pada tahun 2024, kota ini menempati urutan keempat. Peningkatan sebesar 9,7 persen menunjukkan peningkatan kesejahteraan dan diversifikasi konsumsi di kalangan masyarakat Payakumbuh.