Pengeluaran untuk perawatan kulit di Kota Kupang pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp90.454 per kapita per bulan. Angka ini sedikit mengalami penurunan sebesar 1,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas Badan Pusat Statistik (BPS). Meski demikian, Kota Kupang tetap menduduki peringkat pertama untuk pengeluaran perawatan kulit di antara kabupaten/kota se-Nusa Tenggara Timur.
Dibandingkan dengan pengeluaran total masyarakat Kota Kupang untuk aneka barang dan jasa, pengeluaran perawatan kulit hanya mencakup sebagian kecil. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa mencapai Rp278.898. Sedangkan pengeluaran untuk makanan jadi sebesar Rp173.054 dan rokok serta tembakau Rp84.348. Ini menunjukkan bahwa alokasi dana untuk kebutuhan dasar dan konsumsi lain masih lebih besar daripada perawatan kulit.
(Baca: Data Historis Rata - Rata Upah di Banten Periode 2018-2023)
Pengeluaran untuk perawatan kulit di Kota Kupang cenderung fluktuatif dalam beberapa tahun terakhir. Sempat mengalami penurunan signifikan sebesar 23,4% pada tahun 2019, kemudian kembali naik dan mencapai pengeluaran tertinggi pada tahun 2023 sebesar Rp91.849. Namun, tahun 2024 kembali menunjukkan sedikit penurunan. Fluktuasi ini menggambarkan bahwa prioritas pengeluaran masyarakat bisa berubah seiring waktu dan kondisi ekonomi.
Secara regional, Kota Kupang menduduki peringkat ke-3 untuk pengeluaran perawatan kulit di wilayah Nusa Tenggara dan Bali. Secara nasional, Kota Kupang berada di peringkat ke-68. Ini menunjukkan bahwa kesadaran akan perawatan kulit di Kota Kupang cukup tinggi dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Hal ini juga bisa dipengaruhi oleh faktor demografi, gaya hidup, dan akses terhadap produk perawatan kulit.
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Nusa Tenggara Timur, terdapat perbedaan yang cukup signifikan. Kabupaten Sabu Raijua mencatatkan pengeluaran Rp64.528 dengan penurunan turun 22.9%. Kabupaten Ngada sebesar Rp61.322 dengan penurunan -12.1%. Sementara itu, Kabupaten Sumba Timur menunjukkan angka Rp48.854 dengan pertumbuhan 28.5%. Kabupaten Malaka sebesar Rp48.740 atau turun 25.7% dan Kabupaten Belu memiliki pengeluaran Rp46.121 dengan penurunan -5.4%.
Kabupaten Manggarai Barat
Kabupaten Manggarai Barat menunjukkan pengeluaran bukan makanan sebesar Rp498.135 pada tahun 2024. Angka ini mengalami pertumbuhan sebesar 2.7% dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat Rp485.127,9. Kabupaten ini menduduki peringkat pertama dalam hal pengeluaran bukan makanan di antara kabupaten/kota di Nusa Tenggara Timur. Pertumbuhan ini mengindikasikan bahwa masyarakat Manggarai Barat memiliki kemampuan ekonomi yang stabil dalam memenuhi kebutuhan di luar makanan.
(Baca: Jumlah Korban Menderita dan Mengungsi akibat Bencana Alam Periode 2013-2024)
Kabupaten Sabu Raijua
Kabupaten Sabu Raijua mencatat pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan sebesar Rp1.118.751 pada tahun 2024. Angka ini menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 19.6% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini juga menempatkan Sabu Raijua di peringkat pertama se-Nusa Tenggara Timur untuk kategori pengeluaran ini. Peningkatan ini bisa jadi refleksi dari peningkatan pendapatan masyarakat atau perubahan pola konsumsi yang lebih tinggi.
Kabupaten Ngada
Kabupaten Ngada mencatatkan pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan sebesar Rp645.901 pada tahun 2024, meningkat 14.8% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp562.661,92. Dengan angka ini, Kabupaten Ngada menempati peringkat pertama dalam hal pengeluaran makanan dibandingkan kabupaten/kota lain di Nusa Tenggara Timur. Pertumbuhan yang konsisten ini menunjukkan adanya peningkatan dalam daya beli masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka.