Pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kota Semarang menunjukkan angka yang cukup signifikan pada tahun 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, besar pengeluaran mencapai Rp136.682 per kapita per bulan. Angka ini mengalami pertumbuhan sebesar 16,6% dibandingkan tahun sebelumnya.
Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp440.252, pengeluaran untuk rokok dan tembakau mencapai 31%. Sementara itu, jika dibandingkan dengan pengeluaran untuk makanan jadi sebesar Rp358.183, persentase pengeluaran untuk rokok dan tembakau mencapai 38%. Hal ini menggambarkan alokasi dana yang cukup besar dari masyarakat Kota Semarang untuk konsumsi rokok dan tembakau.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Makanan dan Minuman Jadi Kota Palopo | 2024)
Secara keseluruhan, pengeluaran masyarakat Kota Semarang mengalami peningkatan. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp2.126.512 di Kota Salatiga. Pengeluaran non makanan masyarakat Kota Salatiga mencapai Rp1.315.195. Ini menunjukkan adanya pertumbuhan ekonomi dan perubahan pola konsumsi di kalangan masyarakat.
Data historis menunjukkan bahwa pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kota Semarang mengalami fluktuasi. Sempat mengalami penurunan sebesar 12,3% pada tahun 2019, kemudian melonjak 19,3% pada tahun 2020. Pada tahun 2024 terjadi peningkatan yang cukup tinggi sebesar 16,6%, setelah sempat sedikit turun 2,6% pada tahun 2023. Angka ini menunjukkan bahwa konsumsi rokok dan tembakau di Kota Semarang masih cukup tinggi dan cenderung meningkat.
Dalam skala Provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang berada di urutan ke-4 dalam hal besar pengeluaran untuk rokok dan tembakau. Kabupaten Pati menduduki peringkat pertama dengan nilai Rp151.356, disusul Kabupaten Rembang dengan Rp146.365, dan Kabupaten Demak dengan Rp142.988. Secara nasional, Kota Semarang berada di peringkat 218.
Beberapa kabupaten/kota lain di Jawa Tengah menunjukkan data yang menarik untuk dibandingkan. Kabupaten Pati mencatatkan pengeluaran tertinggi untuk rokok dan tembakau sebesar Rp151.356 dengan penurunan -5.8%. Kabupaten Rembang menunjukkan angka Rp146.365 dengan pertumbuhan 4.9%. Kabupaten Demak memiliki pengeluaran Rp142.988 dengan penurunan -1.3%. Kabupaten Sragen menunjukkan angka Rp135.798 dengan penurunan -1.4%. Kabupaten Blora mencatatkan pengeluaran sebesar Rp135.311 dengan pertumbuhan 17%.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Sabun Mandi Kota Pagar Alam | 2024)
Kota Salatiga
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Salatiga menunjukkan angka yang cukup tinggi, yaitu Rp1.315.195 di tahun 2024. Walaupun mengalami penurunan turun 14.4% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp1.536.477, namun tetap menempati peringkat tertinggi di antara kabupaten/kota lain di Provinsi Jawa Tengah. Pengeluaran untuk makanan di kota ini mencapai Rp811.317.
Kota Magelang
Kota Magelang mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp980.996 pada tahun 2024. Angka ini mengalami pertumbuhan positif sebesar 1.8% dibandingkan tahun sebelumnya, yang menunjukkan adanya peningkatan aktivitas ekonomi di sektor non-makanan. Untuk pengeluaran makanan, Kota Magelang berada di angka Rp689.220. Secara keseluruhan, Kota Magelang menempati urutan ketiga dalam hal pengeluaran total di Jawa Tengah.
Kota Surakarta
Kota Surakarta mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp942.391 pada tahun 2024, mengalami penurunan tipis turun 3.7% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, kota ini tetap menjadi salah satu pusat ekonomi penting di Jawa Tengah. Sementara itu, pengeluaran untuk makanan mencapai Rp759.788. Dengan total pengeluaran sebesar Rp1.702.178, Surakarta berada di urutan kedua setelah Kota Salatiga.
Kabupaten Klaten
Kabupaten Klaten menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam pengeluaran bukan makanan, mencapai 56.7% dengan nilai Rp861.242. Tahun sebelumnya hanya mencatatkan angka Rp549.707. Kenaikan ini menunjukkan adanya peningkatan daya beli masyarakat di sektor non-makanan. Untuk pengeluaran makanan, Klaten mencatatkan angka Rp611.156. Secara keseluruhan, Klaten menunjukkan perkembangan ekonomi yang positif.