Pengeluaran untuk sabun mandi di Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, menunjukkan angka yang menarik. Pada tahun 2024, pengeluaran mencapai Rp 42.326 per kapita per bulan. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 14,3% dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu Rp 37.015 per kapita per bulan. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas.
Secara historis, pengeluaran untuk sabun mandi di Kota Pagar Alam cenderung fluktuatif. Pada tahun 2018, pengeluaran tercatat sebesar Rp 39.970, kemudian sedikit menurun menjadi Rp 39.907 pada tahun 2019. Penurunan signifikan terjadi pada tahun 2020, menjadi Rp 31.343. Namun, pengeluaran kembali naik pada tahun 2021 menjadi Rp 39.024, sebelum akhirnya sedikit turun lagi pada tahun 2022 dan 2023.
(Baca: Jumlah Sekolah SMA di Nusa Tenggara Barat 1996 - 2024)
Dibandingkan dengan total pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp 160.429, pengeluaran untuk sabun mandi hanya menyumbang sebagian kecil. Namun, jika dibandingkan dengan pengeluaran untuk kecantikan sebesar Rp 20.125 atau perawatan sebesar Rp 28.451, pengeluaran sabun mandi menunjukkan proporsi yang cukup signifikan.
Berdasarkan data perbandingan tahun 2024, Kota Pagar Alam berada di peringkat 16 dari 17 kabupaten/kota di Sumatera Selatan dalam hal pengeluaran untuk sabun mandi. Sementara itu, secara nasional, Kota Pagar Alam berada di peringkat 475. Kota Palembang menduduki peringkat pertama di Sumatera Selatan dengan pengeluaran untuk sabun mandi sebesar Rp 74.602.
Kota Palembang menunjukkan pertumbuhan pengeluaran untuk sabun mandi sebesar 5,2%. Kabupaten Lahat mengalami penurunan sebesar 3,9%, dengan pengeluaran tercatat sebesar Rp 60.868. Kota Prabumulih mencatatkan pertumbuhan 3,8% dengan nilai pengeluaran Rp 59.654. Kabupaten Banyuasin mengalami penurunan tipis sebesar 2,6% dengan pengeluaran Rp 59.494. Kabupaten Musi Banyuasin menunjukkan pertumbuhan yang sangat kecil yaitu 0,4% dengan nilai Rp 55.747.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Palembang pada tahun 2024 adalah Rp 861.308, meningkat 10,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Kabupaten Musi Banyuasin mencatatkan angka Rp 629.974, dengan pertumbuhan tertinggi yaitu 23,5%. Kota Prabumulih berada di angka Rp 626.343, tumbuh 7,5%.
(Baca: Nilai Investasi PMD Sektor Pertambangan Periode 2013-2023)
Kota Palembang
Kota Palembang memimpin dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan mencapai Rp 815.005 pada tahun 2024, naik signifikan sebesar 11,9% dari tahun sebelumnya. Dengan pertumbuhan ini, Kota Palembang tetap menduduki peringkat pertama di Sumatera Selatan dalam kategori pengeluaran untuk makanan. Peningkatan ini menunjukkan bahwa masyarakat Kota Palembang memiliki kemampuan ekonomi yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhan pangan mereka.
Kabupaten Musi Banyuasin
Kabupaten Musi Banyuasin mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan yang cukup tinggi, yaitu Rp 772.408 pada tahun 2024. Pertumbuhan pengeluaran makanan di kabupaten ini sangat tinggi, mencapai 25,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan pertumbuhan yang signifikan ini, Kabupaten Musi Banyuasin berhasil naik ke peringkat kedua di Sumatera Selatan dalam hal pengeluaran untuk makanan. Ini mengindikasikan peningkatan kesejahteraan dan kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Kabupaten Banyuasin
Kabupaten Banyuasin mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan sebesar Rp 772.269 pada tahun 2024. Angka ini menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik, yaitu sebesar 8,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini menempatkan Kabupaten Banyuasin pada peringkat ketiga di Sumatera Selatan dalam hal pengeluaran untuk makanan. Peningkatan ini mencerminkan peningkatan daya beli masyarakat dan kemampuan mereka dalam memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.
Kabupaten Lahat
Kabupaten Lahat mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan sebesar Rp 753.848 pada tahun 2024. Pertumbuhan pengeluaran makanan di kabupaten ini cukup tinggi, yaitu mencapai 22,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan pertumbuhan ini, Kabupaten Lahat berada di peringkat keempat di Sumatera Selatan dalam hal pengeluaran untuk makanan. Peningkatan ini menunjukkan bahwa masyarakat Kabupaten Lahat semakin mampu memenuhi kebutuhan pangan mereka dengan lebih baik.