Pengeluaran untuk perawatan kulit di Kabupaten Nias pada 2024 tercatat sebesar Rp34.952 per kapita per bulan, informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas. Angka ini mengalami penurunan sebesar 1,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, pengeluaran ini masih lebih tinggi dibandingkan pengeluaran pada 2018 yang sebesar Rp23.756 per kapita per bulan.
Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp156.051, pengeluaran untuk perawatan kulit hanya mencakup sekitar 22,4%. Sementara itu, dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran untuk makanan jadi (Rp48.786) dan rokok serta tembakau (Rp79.596), pengeluaran perawatan kulit jauh lebih rendah. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Kabupaten Nias masih memprioritaskan kebutuhan dasar dan konsumsi lainnya.
(Baca: Jumlah Kepala Sekolah dan Guru SMP Negeri Kurang dari S1 Periode 2017-2024)
Secara historis, pengeluaran untuk perawatan kulit di Kabupaten Nias menunjukkan tren yang fluktuatif. Setelah mengalami kenaikan signifikan dari 2018 hingga 2021, pengeluaran ini sempat menurun pada 2022 sebelum kembali naik pada 2023 dan sedikit turun lagi pada 2024. Kenaikan tertinggi terjadi pada 2021 dengan pertumbuhan mencapai 23,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan paling dalam terjadi pada 2022, yaitu sebesar 12,5%.
Dalam skala provinsi Sumatera Utara, Kabupaten Nias berada di peringkat ke-32 dari 33 kabupaten/kota dalam hal pengeluaran untuk perawatan kulit pada 2024. Sementara itu, secara nasional, Kabupaten Nias menempati peringkat ke-456. Kabupaten Toba Samosir menduduki peringkat pertama di Sumatera Utara dengan pengeluaran sebesar Rp90.690 per kapita per bulan.
Lima kabupaten/kota dengan pengeluaran perawatan kulit tertinggi di Sumatera Utara pada 2024 adalah Kabupaten Toba Samosir (Rp90.690), Kota Medan (Rp81.969), Kota Binjai (Rp78.699), Kota Tebing Tinggi (Rp68.541), dan Kota Pematang Siantar (Rp65.956). Kabupaten Toba Samosir mengalami pertumbuhan tertinggi, yaitu 93,4%. Kota Medan justru mengalami penurunan turun 32,8%. Peringkat Kabupaten Toba Samosir naik dari 5 ke 1, sedangkan Kota Medan turun dari 1 ke 2.
Kota Medan
Kota Medan mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.078.461 pada tahun 2024, meningkat 2.9% dari tahun sebelumnya. Walaupun demikian, kota ini menempati peringkat pertama di Sumatera Utara. Sementara itu, total pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp1.950.826, mengalami penurunan sebesar 12.8% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran alokasi pengeluaran masyarakat Kota Medan.
(Baca: Tenaga Kependidikan SMK Negeri Laki-Laki Periode 2017-2024)
Kota Tebing Tinggi
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan di Kota Tebing Tinggi melonjak signifikan sebesar 41.1% menjadi Rp857.842. Pertumbuhan ini mengantarkan kota ini ke peringkat kedua di Sumatera Utara. Namun, untuk pengeluaran total makanan dan bukan makanan, Kota Tebing Tinggi mencatat pertumbuhan yang lebih moderat, yakni 9.1% menjadi Rp1.698.076.
Kota Binjai
Kota Binjai menunjukkan pertumbuhan yang solid dalam pengeluaran bukan makanan, naik 27.5% menjadi Rp737.849. Kenaikan ini menempatkan Binjai di peringkat ketiga di antara kabupaten/kota di Sumatera Utara. Pengeluaran total untuk makanan dan bukan makanan juga tumbuh positif sebesar 12.4% menjadi Rp1.574.094.
Kabupaten Karo
Kabupaten Karo mencatatkan penurunan pengeluaran total untuk makanan dan bukan makanan sebesar 5.9% menjadi Rp1.563.884. Meski begitu, Karo tetap menjadi salah satu wilayah dengan pengeluaran tertinggi di Sumatera Utara dan berada pada peringkat ke empat. Sebaliknya, pengeluaran untuk makanan naik signifikan sebesar 19.5% menjadi Rp1.035.928.
Kabupaten Toba Samosir
Kabupaten Toba Samosir memperlihatkan dinamika pengeluaran yang menarik. Pengeluaran untuk bukan makanan tumbuh pesat sebesar 28.7% menjadi Rp677.585, mendorong kabupaten ini ke peringkat kelima di Sumatera Utara. Sementara itu, pengeluaran untuk makanan juga tumbuh positif sebesar 8.2% menjadi Rp851.839. Total pengeluaran untuk makanan dan bukan makanan secara keseluruhan sedikit menurun 4.9% menjadi Rp1.529.424.