Pengeluaran untuk perawatan kulit di Kota Makassar pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp 110.832 per kapita per bulan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, angka ini mengalami penurunan sebesar 8% dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini mengakhiri tren kenaikan yang cukup signifikan pada tahun 2021 dan 2022.
Jika dibandingkan dengan total rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa yang mencapai Rp 467.807, pengeluaran untuk perawatan kulit hanya menyumbang sekitar 23,7%. Angka ini lebih besar dari pengeluaran untuk kecantikan secara umum, yaitu sebesar Rp 56.196. Sementara itu, pengeluaran untuk makanan jadi jauh lebih besar, yaitu Rp 256.128, diikuti rokok dan tembakau sebesar Rp 127.064, dan sabun mandi sebesar Rp 99.026.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Nusa Tenggara Timur 2015 - 2024)
Secara historis, pengeluaran untuk perawatan kulit di Kota Makassar menunjukkan fluktuasi. Setelah sempat mengalami penurunan pada tahun 2019 dan 2020, pengeluaran ini melonjak tajam pada tahun 2021 dan 2022, mencapai titik tertinggi pada tahun 2022 dengan Rp 127.162. Namun, pada tahun 2023 dan 2024 kembali mengalami penurunan. Rata-rata pengeluaran untuk perawatan kulit selama tiga tahun terakhir (2022-2024) adalah Rp 119.482, sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata lima tahun terakhir (2020-2024) yang sebesar Rp 109.044.
Pada tahun 2024, Kota Makassar menduduki peringkat ke-5 untuk pengeluaran perawatan kulit di antara seluruh pulau Sulawesi. Namun, untuk lingkup Provinsi Sulawesi Selatan, Kota Makassar tetap menjadi yang tertinggi. Secara nasional, Kota Makassar berada di peringkat ke-40 untuk kategori pengeluaran perawatan kulit. Di antara kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan, Kota Makassar jauh mengungguli wilayah lain seperti Kabupaten Bantaeng (Rp 80.457), Kabupaten Enrekang (Rp 72.879), Kota Parepare (Rp 62.705) dan Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan (Rp 61.305).
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Sulawesi Selatan, Kabupaten Bantaeng mencatatkan pertumbuhan tertinggi dalam pengeluaran perawatan kulit, yaitu sebesar 144,8%. Sementara itu, Kota Parepare justru mengalami penurunan signifikan sebesar 29,3%. Kabupaten Enrekang mengalami pertumbuhan yang besar, yaitu sebesar 100,6%. Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu sebesar 45,5%. Kota Palopo mencatatkan pertumbuhan yang lebih moderat, yaitu sebesar 8%.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Seram Bagian Barat Periode 2005 - 2024)
Kota Parepare
BPS mencatat Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Parepare adalah yang tertinggi di Sulawesi Selatan, mencapai Rp 914.616 pada tahun 2024, meningkat 28.5% dari tahun sebelumnya. Pengeluaran total (makanan dan bukan makanan) berada di urutan kedua tertinggi di provinsi, yaitu sebesar Rp 1.535.908. Sementara pengeluaran untuk makanan tercatat Rp 621.292. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Kota Parepare cenderung lebih banyak mengalokasikan dana untuk kebutuhan non-pangan.
Kota Palopo
Kota Palopo mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan tertinggi untuk makanan di Sulawesi Selatan, yaitu Rp 760.855 pada tahun 2024, meningkat 24.2% dibandingkan tahun sebelumnya. BPS mencatat pengeluaran total (makanan dan bukan makanan) tertinggi di provinsi, mencapai Rp 1.583.231. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan mencapai Rp 822.375. Ini mengindikasikan bahwa konsumsi makanan masih menjadi prioritas utama bagi masyarakat Kota Palopo.
Kabupaten Luwu Timur
Kabupaten Luwu Timur memiliki rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp 701.298 pada tahun 2024. BPS mencatat, angka ini mengalami peningkatan yang kecil sebesar 2.1% dibandingkan tahun sebelumnya. Secara keseluruhan, total pengeluaran per kapita sebulan (makanan dan bukan makanan) di Kabupaten Luwu Timur mencapai Rp 1.379.043, menempatkannya di urutan keenam tertinggi di Sulawesi Selatan. Pengeluaran makanan mencapai Rp 677.746.
Kabupaten Sidenreng Rappang
Kabupaten Sidenreng Rappang mencatatkan pertumbuhan tertinggi dalam pengeluaran total per kapita sebulan (makanan dan bukan makanan), yaitu sebesar 28.6%, mencapai Rp 1.423.968 pada tahun 2024. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan mencapai Rp 699.112. Pengeluaran untuk makanan tercatat Rp 724.856. Data BPS menunjukkan bahwa peningkatan ini menunjukkan perbaikan ekonomi di kabupaten tersebut.