Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Bangka Barat mencapai Rp243.539 per kapita per bulan pada tahun 2024, informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Angka ini menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 24.1% dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan ini menjadi yang tertinggi dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir, menunjukkan peningkatan konsumsi masyarakat terhadap kategori ini.
Secara historis, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Bangka Barat mengalami fluktuasi. Pada tahun 2018, pengeluaran tercatat sebesar Rp157.032, kemudian naik menjadi Rp178.607 pada tahun 2019. Sempat mengalami penurunan pada tahun 2020 menjadi Rp151.977, namun kembali naik secara konsisten hingga mencapai Rp243.539 pada tahun 2024. Tahun 2024 menjadi tahun dengan pengeluaran tertinggi untuk kategori ini.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran per Kapita per Bulan untuk bukan Makanan Periode 2013-2024)
Jika dibandingkan dengan total rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp265.365, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi mengambil porsi yang cukup besar. Artinya, sekitar 91,8% dari total pengeluaran digunakan untuk makanan dan minuman siap konsumsi. Ini menunjukkan bahwa masyarakat Kabupaten Bangka Barat memiliki kecenderungan untuk mengonsumsi makanan dan minuman jadi.
Dalam skala regional, Kabupaten Bangka Barat menduduki peringkat ketiga dalam hal pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di antara kabupaten/kota se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2024. Peringkat pertama diduduki oleh Kota Pangkal Pinang dengan nilai Rp299.603, diikuti oleh Kabupaten Belitung dengan Rp285.870. Secara nasional, Kabupaten Bangka Barat berada di peringkat 118.
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kota Pangkal Pinang mencatatkan pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi tahun 2024 sebesar Rp299.603 dengan pertumbuhan 10.7%. Kabupaten Belitung mencatatkan Rp285.870 dengan pertumbuhan 5.1%. Sementara itu, Kabupaten Belitung Timur justru mengalami penurunan turun 9.5% dengan nilai Rp230.616. Kabupaten Bangka Selatan juga mengalami penurunan turun 6.4% dengan nilai Rp217.072.
(Baca: Harga Gula Pasir Lokal di 10 Provinsi Ini Paling Mahal (Jumat, 21 November 2025))
Kota Pangkal Pinang
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Pangkal Pinang pada tahun 2024 mencapai Rp1.294.666, naik 18.9% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.088.525,57. Kota ini menduduki peringkat pertama se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam hal pengeluaran bukan makanan. Pertumbuhan ini menunjukkan peningkatan kesejahteraan dan kemampuan konsumsi masyarakat Kota Pangkal Pinang untuk kebutuhan selain makanan.
Kabupaten Belitung Timur
Kabupaten Belitung Timur mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan sebesar Rp1.002.638 pada tahun 2024, naik tipis 0.5% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp998.091,66. Meskipun pertumbuhannya tidak signifikan, namun angka ini menempatkan Kabupaten Belitung Timur di peringkat kedua se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam hal pengeluaran untuk makanan. Hal ini mengindikasikan bahwa makanan tetap menjadi prioritas utama dalam pengeluaran masyarakat Belitung Timur.
Kabupaten Belitung
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan di Kabupaten Belitung pada tahun 2024 adalah Rp1.985.933, sedikit turun 0.6% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp1.998.477. Meskipun mengalami penurunan tipis, Kabupaten Belitung tetap berada di peringkat ketiga se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam hal pengeluaran total. Kondisi ini menunjukkan bahwa perekonomian di Kabupaten Belitung masih stabil meskipun tidak mengalami pertumbuhan yang signifikan.
Kabupaten Bangka
Pengeluaran rata-rata per kapita sebulan untuk bukan makanan di Kabupaten Bangka pada tahun 2024 mencapai Rp798.997, mengalami pertumbuhan sebesar 19.5% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp668.550,67. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan kabupaten lainnya se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Peningkatan ini mengindikasikan bahwa masyarakat di Kabupaten Bangka mulai mengalokasikan lebih banyak dana untuk kebutuhan selain makanan.