Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pengeluaran untuk sabun mandi di Kabupaten Gayo Lues pada 2024 adalah Rp55.164 per kapita per bulan. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 14.7% dibandingkan tahun sebelumnya.
Secara historis, pengeluaran untuk sabun mandi di Kabupaten Gayo Lues fluktuatif dalam tujuh tahun terakhir. Pada 2018, pengeluaran tercatat sebesar Rp53.629, kemudian meningkat signifikan menjadi Rp69.399 pada 2019, tumbuh sebesar 29.4%. Namun, pada 2020 terjadi penurunan tajam sebesar 31% menjadi Rp47.896. Selanjutnya, terjadi kenaikan secara bertahap hingga mencapai Rp67.016 pada 2022, sebelum akhirnya kembali sedikit turun menjadi Rp64.635 pada 2023 dan Rp55.164 pada 2024.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan Besar untuk Rokok dan Tembakau Kab. Lima Puluh Kota | 2024)
Pengeluaran untuk sabun mandi ini jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp217.436, menunjukkan bahwa alokasi untuk sabun mandi hanya sebagian kecil dari total pengeluaran. Demikian pula jika dibandingkan dengan pengeluaran untuk makanan jadi sebesar Rp213.882 atau rokok dan tembakau sebesar Rp139.532. Ini mengindikasikan prioritas pengeluaran masyarakat lebih banyak dialokasikan untuk kebutuhan dasar dan konsumsi lainnya.
Secara peringkat, pengeluaran untuk sabun mandi di Kabupaten Gayo Lues pada 2024 berada di urutan ke-15 di antara kabupaten/kota se-Provinsi Aceh, dan urutan ke-316 secara nasional menurut data BPS. Peringkat ini menunjukkan bahwa pengeluaran untuk sabun mandi di Kabupaten Gayo Lues relatif rendah dibandingkan daerah lain di Aceh maupun di Indonesia.
Jika dibandingkan dengan beberapa kabupaten/kota lain di Aceh, pengeluaran untuk sabun mandi pada 2024 menunjukkan variasi yang signifikan. Kota Sabang mencatat pengeluaran tertinggi sebesar Rp114.991 dengan pertumbuhan 6%, menduduki peringkat pertama se-provinsi. Sementara itu, Kota Banda Aceh mencatat Rp100.106 dengan pertumbuhan 5.1%. Kabupaten Bener Meriah mencatatkan pengeluaran Rp91.819 dengan pertumbuhan 16.6%. Kota Lhokseumawe mencatatkan pengeluaran Rp90.514 dengan pertumbuhan 30.5%. Kabupaten Aceh Utara hanya mencatatkan Rp43.661, mengalami penurunan tajam sebesar 29% dan berada di urutan paling akhir se-provinsi.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Makanan dan Minuman Jadi Kota Sukabumi | 2024)
Kota Banda Aceh
BPS mencatat rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Banda Aceh mengalami pertumbuhan positif. Dari Rp1.296.525,4 pada tahun sebelumnya menjadi Rp1.371.277 pada tahun 2024, pertumbuhan ini sebesar 5.8%. Kota ini menduduki peringkat pertama se-kabupaten/kota di Provinsi Aceh dalam hal pengeluaran bukan makanan.
Kota Lhokseumawe
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan di Kota Lhokseumawe mengalami pertumbuhan signifikan. BPS mencatat, dari Rp591.272,7 pada tahun sebelumnya menjadi Rp798.985 pada tahun 2024, pertumbuhan ini mencapai 35.1%. Kota Lhokseumawe berada di urutan ke-8 se-kabupaten/kota di Provinsi Aceh untuk indikator ini.
Kabupaten Bener Meriah
BPS mencatat rata-rata pengeluaran per kapita sebulan makanan dan bukan makanan di Kabupaten Bener Meriah juga menunjukkan kenaikan. Dari Rp1.629.622 pada tahun sebelumnya menjadi Rp1.674.833 pada tahun 2024, dengan pertumbuhan sekitar 2.8%. Kabupaten ini menempati urutan ke-4 di antara kabupaten/kota di Provinsi Aceh.
Kabupaten Nagan Raya
Data dari BPS menunjukkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan di Kabupaten Nagan Raya mengalami pertumbuhan tertinggi dibandingkan kabupaten kota lain di Aceh. Pengeluaran ini naik dari Rp900.975,77 pada tahun sebelumnya menjadi Rp1.120.129 pada tahun 2024, mencatatkan pertumbuhan sebesar 24.3%. Kabupaten Nagan Raya menduduki peringkat pertama se-kabupaten/kota di Provinsi Aceh untuk rata-rata pengeluaran makanan.