Pengeluaran untuk perawatan kulit di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan mengalami lonjakan signifikan pada tahun 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pengeluaran mencapai Rp 80.457 per kapita per bulan. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 144.8% dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu Rp 32.870.38.
Jika dibandingkan dengan total pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp 209.946, pengeluaran untuk perawatan kulit mencapai 38.3%. Sementara itu, pengeluaran untuk perawatan kulit setara dengan 198% dari pengeluaran untuk kecantikan yang hanya Rp 40.477. Proporsi ini mengindikasikan alokasi dana yang cukup besar dari masyarakat Bantaeng untuk merawat kulit.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Sabun Mandi di Kab. Penukal Abab Lematang Ilir 2018 - 2024)
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan di Kabupaten Bantaeng adalah Rp 241.707, sedangkan untuk rokok dan tembakau mencapai Rp 126.746. Pengeluaran untuk sabun mandi tercatat Rp 53.128. Ini menunjukkan bahwa pengeluaran untuk perawatan kulit melebihi pengeluaran untuk sabun mandi dan mendekati setengah dari pengeluaran untuk rokok dan tembakau.
Secara historis, data pengeluaran untuk perawatan kulit di Kabupaten Bantaeng fluktuatif. Pada tahun 2018, tercatat Rp 20.396, kemudian turun menjadi Rp 19.426 pada tahun 2019. Sempat naik menjadi Rp 21.866 dan Rp 22.195 pada tahun 2020 dan 2021, lalu melonjak menjadi Rp 36.445 pada tahun 2022 sebelum mencapai pengeluaran tertinggi di 2024. Tahun 2023 sempat turun sedikit menjadi Rp 32.870.
Dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Sulawesi Selatan, Kabupaten Bantaeng berada di urutan ke-2 dalam hal pengeluaran untuk perawatan kulit pada tahun 2024, setelah Kota Makassar yang menduduki peringkat pertama. Secara nasional, Kabupaten Bantaeng berada di peringkat ke-97. Di Pulau Sulawesi, Bantaeng menempati urutan ke-11.
Kota Makassar mencatat pengeluaran untuk perawatan kulit sebesar Rp 110.832 pada tahun 2024, mengalami penurunan sebesar 8% dibandingkan tahun sebelumnya. Kabupaten Enrekang mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 100.6% dengan pengeluaran Rp 72.879. Kota Parepare justru mengalami penurunan sebesar 29.3% dengan nilai Rp 62.705. Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan mencatat pertumbuhan 45.5% dengan nilai Rp 61.305, sedangkan Kota Palopo tumbuh 8% dengan pengeluaran Rp 56.519.
(Baca: Jumlah Sekolah SMA di DKI Jakarta 2018 - 2024)
Kota Makassar
Berdasarkan data BPS, Kota Makassar menunjukkan angka yang menarik dalam pengeluaran per kapita sebulan. Rata-rata pengeluaran untuk makanan mencapai Rp 791.682, mengalami kenaikan sekitar 5.7% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, pengeluaran untuk bukan makanan mencapai Rp 1.012.020, dengan pertumbuhan signifikan sebesar 8.9%. Total pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp 1.803.702, menempatkan Makassar sebagai wilayah dengan pengeluaran tertinggi di Sulawesi Selatan dan pertumbuhan 7.5% dibandingkan tahun sebelumnya.
Kota Parepare
Kota Parepare mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan sebesar Rp 621.292, menunjukkan pertumbuhan 5.2% dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran untuk bukan makanan juga mengalami peningkatan signifikan sebesar 28.5%, mencapai Rp 914.616. Secara keseluruhan, pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan di Kota Parepare mencapai Rp 1.535.908, dengan pertumbuhan 18%. Posisinya berada di urutan ketiga di Sulawesi Selatan.
Kota Palopo
Di Kota Palopo, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan tercatat sebesar Rp 760.855, mencerminkan pertumbuhan signifikan sebesar 24.2% dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran untuk bukan makanan juga meningkat sebesar 21.3%, mencapai Rp 822.375. Total pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan di Kota Palopo mencapai Rp 1.583.231, dengan pertumbuhan 22.6%. Ini menempatkan Palopo di urutan kedua dalam hal pengeluaran di Sulawesi Selatan.
Kabupaten Luwu Timur
Kabupaten Luwu Timur menunjukkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan sebesar Rp 677.746, yang mencerminkan pertumbuhan 11.5% dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk pengeluaran bukan makanan, tercatat sebesar Rp 701.298, dengan pertumbuhan sedikit sebesar 2.1%. Secara total, pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp 1.379.043, menunjukkan pertumbuhan 6.6% dan menempatkan Luwu Timur pada urutan ketujuh di Sulawesi Selatan.