Pengeluaran untuk kecantikan di Kota Magelang mencapai Rp45.594 per kapita per bulan pada tahun 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 10% dibandingkan tahun sebelumnya.
Jika dibandingkan dengan pengeluaran total masyarakat Kota Magelang untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp465.439 per kapita per bulan, pengeluaran untuk kecantikan hanya menyumbang sekitar 9,8%. Angka ini masih lebih rendah dibandingkan pengeluaran untuk makanan jadi yang mencapai Rp264.672 per kapita per bulan. Pengeluaran untuk perawatan tercatat Rp95.520 per kapita per bulan, sedangkan rokok dan tembakau mencapai Rp117.428 per kapita per bulan, serta sabun mandi Rp67.261 per kapita per bulan.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Lampung 2015 - 2024)
Secara historis, pengeluaran untuk kecantikan di Kota Magelang menunjukkan kondisi yang fluktuatif dalam beberapa tahun terakhir. Setelah mengalami pertumbuhan 11,6% pada 2019, terjadi penurunan 5,5% pada 2020. Tahun 2021, pengeluaran hanya meningkat sedikit 0,3%, namun kemudian melonjak 16,1% pada 2022. Pertumbuhan sedikit melambat menjadi 4,4% pada 2023, sebelum kembali naik 10% pada 2024.
Pada tahun 2024, Kota Magelang menempati peringkat ke-4 dalam hal pengeluaran untuk kecantikan di antara kabupaten/kota se-Provinsi Jawa Tengah. Secara nasional, Kota Magelang berada di peringkat ke-125. Di Pulau Jawa, Kota Magelang menduduki peringkat ke-36.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Kecantikan Kab. Bintan | 2024)
Dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Jawa Tengah, Kota Salatiga mencatatkan pengeluaran untuk kecantikan tertinggi yaitu Rp75.091, diikuti Kota Semarang Rp74.653, dan Kabupaten Kudus Rp47.643. Kabupaten Rembang berada di posisi kelima dengan Rp42.569. Pertumbuhan pengeluaran kecantikan tertinggi di antara lima kota ini terjadi di Kota Semarang yaitu 36.8%.
Kota Semarang
Kota Semarang mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.322.997 pada tahun 2024, naik 12.6% dari tahun sebelumnya. Sedangkan, pengeluaran untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp2.237.782, meningkat 13.4%. Pertumbuhan yang tinggi ini menempatkan Kota Semarang pada peringkat pertama se-kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah dalam hal pengeluaran total, baik untuk makanan maupun bukan makanan.
Kota Salatiga
Kota Salatiga menunjukkan anomali karena rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan justru mengalami penurunan sebesar 14.4% menjadi Rp1.315.195. Hal ini berbanding terbalik dengan pengeluaran untuk makanan dan bukan makanan yang juga turun 11.2% menjadi Rp2.126.512. Meski begitu, Kota Salatiga tetap menduduki peringkat kedua se-kabupaten/kota di Jawa Tengah untuk kedua kategori pengeluaran ini.
Kota Surakarta
Kota Surakarta mencatatkan penurunan tipis pada rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar 3.7% menjadi Rp942.391. Pengeluaran untuk makanan dan bukan makanan juga sedikit mengalami penurunan 2.5% menjadi Rp1.702.178. Meskipun mengalami penurunan, Kota Surakarta tetap berada di peringkat ketiga se-kabupaten/kota di Jawa Tengah.
Kabupaten Klaten
Kabupaten Klaten mencatatkan pertumbuhan tertinggi pada rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan, yaitu sebesar 56.7% menjadi Rp861.242. Pengeluaran untuk makanan dan bukan makanan juga meningkat signifikan 37% menjadi Rp1.472.398. Pertumbuhan yang pesat ini mengangkat posisi Kabupaten Klaten menjadi peringkat keempat se-kabupaten/kota di Jawa Tengah.