Pengeluaran untuk perawatan kulit di Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp45.067 per kapita per bulan. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 14% dibandingkan tahun sebelumnya, informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas.
Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp208.753, pengeluaran untuk perawatan kulit hanya mencakup sekitar 21,6%. Namun, jika dibandingkan dengan pengeluaran untuk kecantikan secara umum sebesar Rp20.947, pengeluaran untuk perawatan kulit mencapai lebih dari dua kali lipatnya. Pengeluaran untuk makanan jadi tercatat sebesar Rp119.954, rokok dan tembakau Rp138.686, serta sabun mandi Rp70.524.
(Baca: Jumlah Pernikahan Periode 2013-2023)
Secara keseluruhan, pengeluaran masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara menunjukkan adanya pertumbuhan. Pengeluaran untuk perawatan kulit juga mengalami perkembangan yang menggembirakan, meskipun terdapat fluktuasi dari tahun 2018 hingga 2024. Pada tahun 2020 sempat mengalami penurunan sebesar 4,2%, tetapi kemudian melonjak tinggi pada tahun 2021 dengan pertumbuhan 22,6%.
Pada tahun 2024, Kabupaten Tapanuli Utara berada di peringkat 88 untuk pengeluaran perawatan kulit di tingkat pulau Sumatera. Di antara kabupaten/kota se-Sumatera Utara, Tapanuli Utara menempati urutan ke-18, dan secara nasional berada di peringkat 342. Dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Sumatera Utara, pengeluaran perawatan kulit di Tapanuli Utara masih berada di bawah Kabupaten Toba Samosir (Rp90.690), Kota Medan (Rp81.969), dan Kota Binjai (Rp78.699).
Kabupaten Toba Samosir mencatatkan pengeluaran tertinggi untuk perawatan kulit dengan pertumbuhan signifikan. Pengeluaran untuk perawatan kulit tahun 2024 di Kabupaten Toba Samosir mencapai Rp90.690, dengan pertumbuhan sebesar 93,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Kota Medan, sebagai ibu kota provinsi, justru mengalami penurunan pengeluaran untuk perawatan kulit sebesar 32,8%, dengan nilai Rp81.969. Kota Binjai mencatat pengeluaran sebesar Rp78.699 dengan pertumbuhan 43,9%, menduduki peringkat ketiga se-provinsi. Kota Tebing Tinggi berada di peringkat keempat dengan nilai Rp68.541 dan penurunan turun 22.8%. Sementara Kota Pematang Siantar menduduki peringkat kelima dengan nilai Rp65.956 dan pertumbuhan 19.2%.
Kota Medan
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan Kota Medan sebagai wilayah dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan tertinggi di Sumatera Utara pada tahun 2024, mencapai Rp1.078.461. Angka ini tumbuh 2,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, pertumbuhan ini lebih kecil dibandingkan beberapa kabupaten/kota lain di Sumatera Utara.
(Baca: Tenaga Kependidikan SD Perempuan Periode 2017-2024)
Kota Tebing Tinggi
Kota Tebing Tinggi mengalami pertumbuhan signifikan dalam pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan, yaitu sebesar 41,1% mencapai Rp857.842. Hal ini menunjukkan peningkatan daya beli dan alokasi anggaran yang lebih besar untuk kebutuhan non-primer. Peningkatan ini menempatkan Tebing Tinggi pada posisi kedua tertinggi di Sumatera Utara dalam hal pertumbuhan pengeluaran bukan makanan.
Kota Binjai
Kota Binjai mencatat pertumbuhan pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan yang cukup tinggi, yaitu sebesar 27,5%, mencapai Rp737.849 pada tahun 2024. Pertumbuhan ini mengindikasikan adanya perbaikan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Binjai, yang tercermin dari kemampuan mereka untuk mengalokasikan lebih banyak dana untuk kebutuhan di luar makanan.
Kabupaten Karo
Kabupaten Karo mencatat pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan tertinggi di Sumatera Utara, mencapai Rp1.035.928 pada tahun 2024, setelah ada pertumbuhan sebesar 19,5%. Angka ini mencerminkan bahwa masyarakat Karo memberikan prioritas tinggi terhadap konsumsi makanan, yang kemungkinan dipengaruhi oleh faktor geografis dan budaya agraris yang kuat.
Kabupaten Samosir
Kabupaten Samosir berada di urutan kedua dengan pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan sebesar Rp907.425, setelah pertumbuhan mencapai 27.7%. Sebagai daerah wisata, Samosir menunjukkan bahwa sektor pariwisata berkontribusi signifikan terhadap peningkatan pendapatan dan kemampuan konsumsi masyarakat, terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan.