Pengeluaran untuk perawatan kulit di Kota Bontang pada 2024 tercatat sebesar Rp116.387 per kapita per bulan.
Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas, angka ini menunjukkan penurunan tipis sebesar 0,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Walaupun demikian, pengeluaran ini masih lebih tinggi dibandingkan tahun 2018-2021, tetapi belum melampaui pengeluaran tertinggi pada tahun 2023.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Sumatera Utara 2015 - 2024)
Secara keseluruhan, pengeluaran untuk perawatan kulit hanya merupakan sebagian kecil dari total pengeluaran masyarakat. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa mencapai Rp436.368. Pengeluaran untuk perawatan kulit hanya sekitar 26,7% dari total pengeluaran untuk aneka barang dan jasa. Jika dibandingkan dengan pengeluaran untuk makanan jadi sebesar Rp332.118, pengeluaran perawatan kulit hanya sekitar 35% dari total. Sementara itu, dibandingkan dengan pengeluaran untuk rokok dan tembakau sebesar Rp134.920, pengeluaran perawatan kulit sekitar 86,2%.
Data historis menunjukkan fluktuasi pengeluaran perawatan kulit di Kota Bontang. Dari 2018 hingga 2024, terlihat adanya peningkatan yang cukup signifikan pada 2023, namun kemudian mengalami sedikit penurunan pada 2024. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada 2023, yaitu sebesar 55,6%. Pada 2024, meski mengalami penurunan, pengeluaran untuk perawatan kulit tetap lebih tinggi dibandingkan rata-rata lima tahun sebelumnya.
Dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Kalimantan Timur, Kota Bontang berada di urutan ketiga dalam hal pengeluaran untuk perawatan kulit pada 2024. Kabupaten Mahakam Hulu mencatat pengeluaran tertinggi, yaitu Rp227.464, diikuti oleh Kota Balikpapan dengan Rp134.921. Secara nasional, Kota Bontang berada di peringkat 34 dalam hal pengeluaran untuk perawatan kulit.
(Baca: Data Historis Rata - Rata Upah di Maluku Utara Periode 2018-2023)
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan pengeluaran perawatan kulit di beberapa wilayah Kalimantan Timur lainnya. Kabupaten Mahakam Hulu mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu 87,7%. Kota Balikpapan mencatat pertumbuhan sedikit sebesar 0,8%, sedangkan Kabupaten Kutai Timur mengalami penurunan sebesar 1,8%. Kabupaten Berau dan Kota Samarinda masing-masing mencatatkan pertumbuhan sebesar 10,3% dan penurunan 7,3%.
Kota Balikpapan
Kota Balikpapan menunjukkan geliat ekonomi yang positif dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan mencapai Rp1.441.412 pada 2024, meningkat 22,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Capaian ini menempatkan Balikpapan di urutan pertama se-Kalimantan Timur, menandakan daya beli masyarakat yang kuat di sektor non-pangan. Tingginya pengeluaran ini mencerminkan prioritas konsumsi yang beragam, mulai dari kebutuhan tersier hingga investasi pada kualitas hidup.
Kota Samarinda
Samarinda mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.317.420 pada 2024. Angka ini menempatkan Samarinda pada urutan kedua di Kalimantan Timur. Pertumbuhan pengeluaran bukan makanan di Samarinda juga cukup tinggi, yaitu 10,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Masyarakat Samarinda juga menunjukkan peningkatan konsumsi di luar kebutuhan pokok, meski tidak setinggi Balikpapan.
Kabupaten Kutai Timur
Kabupaten Kutai Timur mencatat rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.164.270 pada 2024, tumbuh 23,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini lebih tinggi dibandingkan Samarinda, menandakan peningkatan daya beli masyarakat Kutai Timur untuk kebutuhan non-pangan. Kutai Timur menduduki peringkat ketiga dalam hal pengeluaran bukan makanan di Kalimantan Timur.
Kabupaten Berau
Dengan pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan sebesar Rp969.920 pada 2024, Kabupaten Berau menunjukkan pertumbuhan 5% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini sedikit di bawah rata-rata kabupaten/kota lain di Kalimantan Timur. Meskipun demikian, Berau tetap menunjukkan tren positif dalam peningkatan konsumsi makanan masyarakatnya.