Produk domestik bruto (PDB) industri kertas dan barang dari kertas atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp113,2 triliun pada 2021. Angka tersebut porsinya mencapai 3,84% dari PDB industri pengolahan non-migas.
Jika diukur menurut PDB atas dasar harga konstan (ADHK) 2010, industri kertas dan barang dari kertas mengalami kontraksi 2,89% menjadi Rp78,06 triliun pada 2021.
Capaian tersebut lebih buruk dari tahun sebelumnya yang masih mencatatkan pertumbuhan 0,22%. Kontraksi tersebut juga merupakan yang pertama kalinya terjadi dalam 6 tahun terakhir.
Jika dilihat dari sisi ekspor, volume ekspor kertas dan barang dari kertas turun 5,53% menjadi 11,79 juta ton pada 2021 dibanding tahun sebelumnya.
Sementara nilai ekspornya meningkat 11,24% menjadi US$7,6 miliar dari tahun sebelumnya seiring naiknya harga komoditas di pasar global.
Ekspor industri kertas terbesar Indonesia berupa bubur kertas (pulp) dengan volume mencapai 6,32 juta ton dan nilai total US$3,28 miliar. Diikuti kertas tisu dengan volume 714,68 ribu ton senilai US$839,14 juta.
Adapun pangsa pasar ekspor bubur kertas (pulp) terbesar Indonesia adalah Tiongkok, dengan volume mencapai 4,97 juta ton dan nilai US$2,64 miliar.
Sedangkan pangsa pasar ekspor kertas tisu terbesar adalah Korea Selatan, dengan volume 98,26 ribu ton dan nilai US$95,28 juta.
(Baca Juga: Pengolahan Non-Migas, Industri Alat Angkutan Tumbuh Tertinggi pada 2021)