Tahun baru biasanya membawa semangat baru yang lebih baik. Namun, semangat ini belum begitu terlihat di pergerakan saham e-commerce dalam negeri.
Sepanjang pekan pertama di tahun baru ini, harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menguat tipis 2,1% dari Rp93 pada Senin (2/1/2023) menjadi Rp95 pada Jumat (6/1/2023).
Namun, saham e-commerce lainnya masih melemah. Saham PT Bukalapak Tbk (BUKA) turun 3,93% dari Rp264 menjadi Rp254 pada periode sama.
Harga saham PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) juga terkontraksi 2,17% dari Rp470 menjadi Rp460 dalam sepekan awal 2023.
(Baca: Meski Pendapatan Naik, Saham E-Commerce Ambles pada 2022)
Jika dirunut lagi, harga saham GOTO dan BUKA sudah ambles cukup dalam sejak tahun lalu. Berdasarkan data Yahoo Finance, sepanjang 2022 harga saham GOTO turun sekitar 76%, sedangkan BUKA turun 36%.
Adapun BELI yang baru melantai di bursa awal November 2022 sempat menguat 4,44% sampai penghujung tahun lalu, meski kemudian melemah juga pada pekan awal 2023.
Hal ini tampak sejalan dengan proyeksi Maynard Arif, Head of Research DBS Group, yang menilai pergerakan saham sektor digital akan berat pada 2023.
"Investor saat ini tidak berfokus pada pertumbuhan market share sebuah perusahaan. Investor mengutamakan perusahaan yang mampu bertahan, tidak membukukan rugi, dan mampu mengoptimalkan pendanaan," kata Maynard Arif, dilansir Katadata, Rabu (28/12/2022).
"Oleh sebab itu, menurut kami saham digital masih akan tertekan di 2023, kalau perusahaan teknologi di Indonesia masih memperlihatkan rugi yang cukup signifikan," lanjutnya.
Selama periode Januari-September 2022 GOTO memang masih mencetak kerugian, bahkan rugi bersihnya bengkak 70,65% (yoy) hingga mencapai Rp20,91 triliun.
Dalam periode sama BUKA melaporkan laba Rp3,6 miliar, namun laba itu sepenuhnya masih ditopang 'laba nilai investasi yang belum dan sudah terealisasi', bukan laba usaha.
(Baca: Meski Rugi, GoTo, Grab, dan Sea Ltd Masih Optimistis pada Kuartal III 2022)