Harga saham Zoom Video Communications, Inc. (ZM) melandai dalam setahun terakhir, seiring dengan meredanya pandemi Covid-19.
Pada tahun pertama pandemi, harga saham perusahaan konferensi video daring yang berbasis di San Jose, California, Amerika Serikat, ini sempat tumbuh eksplosif. Momen itu terjadi ketika banyak perusahaan beralih dari sistem bekerja di kantor menjadi bekerja jarak jauh alias work from home (WFH).
Namun, seiring tren penularan Covid-19 yang menurun, banyak perusahaan kembali menerapkan bekerja di kantor. Alhasil, permintaan terhadap layanan Zoom ikut berkurang, diikuti harga sahamnya yang melemah.
Berdasarkan data Yahoo Finance, harga saham Zoom pada awal pandemi Maret 2020 berada di atas US$100 per saham. Kemudian angkanya sempat melesat hingga US$559 per saham pada 16 Oktober 2020, rekor tertinggi sejak mereka melantai di bursa saham Nasdaq pada April 2019.
Lalu harga saham Zoom mulai mengalami tren turun drastis sejak pertengahan 2021, hingga pada Kamis kemarin (10/8/2023) harganya sudah jatuh menjadi US$67,47 per saham.
Menurut CNN International, selain sahamnya melemah, penurunan permintaan terhadap layanan Zoom juga sempat membuat perusahaan memangkas 15% karyawannya yang berjumlah sekitar 1.300 orang pada Februari 2023.
Para eksekutif perusahaan juga dikabarkan mengurangi gaji pokok mereka sebesar 20% untuk tahun fiskal mendatang, dan kehilangan bonus tahun fiskal 2023.
(Baca: Zoom Jadi Aplikasi Favorit untuk Komunikasi Virtual Selama Pandemi)