Berdasarkan data Yahoo, harga saham Bukalapak (BUKA) ditransaksikan di level Rp 426 per unit pada perdagangan Selasa, 7 Desember 2021 hingga pukul 10:09 WIB. Harga tersebut terkoreksi 6,58% dari penutupan sehari sebelumnya.
Harga saham marketplace lokal tersebut juga telah terkoreksi 21,83% sepanjang bulan ini. Saham Bukalapak terjun bebas dalam 12 hari perdagangan secara beruntun lebih dari 40% sejak 22 November 2021. Kerugian Bukalapak yang cukup besar pun menjadi salah satu penyebab terpuruknya saham emiten berkode BUKA tersebut. Tercatat, kerugian e-commerce itu senilai Rp 1,12 triliun hingga akhir September 2021.
Jika dibandingkan dengan harga perdananya (Iinitial Public Offering/IPO) di Rp 850 per unit, harga saham yang memiliki kode perdagangan bursa BUKA tersebut juga telah tergerus 49,88%. Saham unicorn Indonesia tersebut juga telah merosot lebih dari 60% dari harga tertingginya yang sempat mencapai Rp 1.110 per unit pada 9 Agustus 2021.
Pendapatan BUKA hanya sebesar Rp 1,35 triliun, sementara beban mencapai Rp 2,56 triliun sepanjang periode Januari-September 2021. Alhasil, hingga akhir kuartal III tahun ini, Bukalapak masih mengalami rugi usaha Rp 1,22 triliun.
Total aset Bukalapak mencapai Rp 25,2 triliun pada akhir kuartal III 2021. Angka tersebut melonjak dibanding posisi akhir 2020 yang hanya sebesar Rp 2,59 triliun. Demikian pula ekuitasnya hingga akhir September 2021 sebesar Rp 23,95 triliun dari Rp 1,61 triliun pada Desember 2020. Sementara total kewajibannya pada akhir September 2021 sebesar Rp 1,07 triliun dibanding posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 985,82 miliar.
(Baca: Ada 43 Perusahaan IPO di Bursa Efek Indonesia Tahun Ini)