Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga batu bara acuan (HBA) sebesar US$288,4 per ton pada April 2022. HBA ini merupakan yang tertinggi sejak HBA pertama kali dicatat.
Kementerian ESDM menyebut tingginya harga batu bara ini buntut dari memanasnya konflik Rusia-Ukraina. Konflik tersebut membuat Amerika Serikat dan NATO mengembargo pasokan energi dari Rusia, salah satu penyuplai bahan baku energi terbesar dunia.
Pulihnya aktivitas perekonomian juga menjadi faktor lain. Pihak kementerian menyebut konsumsi listrik Tiongkok yang tinggi turut mengerek HBA.
HBA merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya.
Kualitas batu bara yang dihitung disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, total moisture 8%, total sulphur 0,8%, dan ash 15%.
(Baca: Pertambangan Batu Bara dan Lignit Tumbuh 6,6% pada 2021)