PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) membukukan pendapatan bunga bersih Rp6,47 triliun pada semester I 2023, turun 16,27% dibanding semester I tahun lalu.
Kendati pendapatan melemah, badan usaha milik negara (BUMN) ini mencetak laba bersih Rp1,47 triliun pada semester I 2023, naik 0,23% dibanding semester I 2022.
Sampai akhir semester I 2023, BTN memiliki total liabilitas Rp372,15 triliun, turun dibanding akhir tahun 2022 yang liabilitasnya masih Rp376,24 triliun.
Kemudian ekuitas BTN naik dari Rp25,9 triliun pada akhir tahun 2022, menjadi Rp28,39 triliun pada akhir semester I 2023.
(Baca: Kredit Rumah Laris, Laba BTN Melonjak pada 2022)
Secara kumulatif, pergerakan liabilitas dan ekuitas tersebut membuat nilai total aset BTN berkurang, dari Rp402,15 triliun pada akhir tahun 2022, menjadi Rp400,5 triliun pada akhir semester I 2023.
"Kinerja keuangan semester satu tahun ini memang lebih menantang," kata Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu dalam siaran persnya, Jumat (21/7/2023).
"Kami optimistis hingga akhir tahun 2023 tetap mampu membukukan kinerja keuangan yang positif sesuai target yang telah ditetapkan. Kami juga masih terus berproses membangun Bank BTN yang lebih modern dan kekinian," lanjutnya.
Adapun sepanjang semester I 2023 BTN telah menyalurkan kredit dan pembiayaan dengan nilai total Rp308 triliun. Penyaluran itu didominasi oleh kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi yang nilainya mencapai Rp152,17 triliun, dan KPR non-subsidi Rp90,83 triliun.
"Kami memacu kredit dengan sangat memperhatikan prinsip kehati-hatian. Rasio NPL Gross kami masih terjaga dengan baik di level 3,66 persen. Hingga akhir tahun ini kami berharap bisa menurunkan rasio NPL di bawah 3 persen," kata Nixon.
(Baca: Ini Bank BUMN dengan Aset Terbesar pada 2022)