Harga-harga saham di bursa Jakarta mengalami penurunan terbesar ketiga di kawasan Asia. Berdasarkan data Bloomberg, dengan menggunakan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia untuk periode 29 Des 2017-3 Okt 2018 telah mengalami penurunan 16,99% (ytd). Angka tersebut berasal dari penurunan bursa sepanjang tahun ini sekitar 7% ditambah terdepresiasinya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sebesar 10%.
Sementara indeks harga saham yang mengalami penurunan terbesar pertama dan kedua sepanjang tahun ini adalah bursa Shenzhen dan Shanghai, masing-masing sebesar 28,1% dan 19,19%. Superioarnya dolar AS terhadap mata uang dunia, serta kekhawatiran terhadap dampak perang dagang antara Amerika dan Tiongkok membuat kedua bursa mengalami penurunan terdalam dibanding bursa Asia lainnya.
Kenaikan bea masuk yang dilancarkan oleh dua negara dengan perdagangan terbesar di dunia telah memunculkan ketidakpastian baru terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dengan kondisi seperti saat ini para investor lebih memilih melakukan investasi dalam aset yang dianggap lebih aman (safe haven), yakni seperti dalam dolar Amerika.