Para pengelola dana mengalihkan alokasi investasinya ke pasar surat utang di tengah melemahnya nilai tukar rupiah dan terkoreksinya sebagian harga saham. Imbal hasil menggiurkan dan laju inflasi masih yang terkendali juga menjadi faktor pendorong para investor kembali memburu obliasi. Alhasil, harga-harga obligasi di pasar domestik kembali bergerak positif, meski imbal hasilnya bergerak turun.
Dari laman Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) Indeks Obligasi Komposit (Indonesia Composite Bond Index/ICBI) ditutup naik 0,1265 poin (0,04%) ke level 328,206 pada perdagangan Senin, 13 September 2021 dibanding penutupan sebelumnya.
Rinciannya, Indeks Composit Harga Bersih (INDOBeX Composite Clean Price) ditutup naik 0,0204 poin (0,02%) ke posisi 121,0906. Sementara Indeks Composit Yield Efektif (INDOBeX Composite Effective Yield) ditutup turun 0,0108 poin (0,18%) menjadi 5,8507.
Adapun Indeks Obligasi Pemerintah Total Keuntungan (INDOBeX Government Total Return) ditutup naik 0,1183 poin (0,04%) ke posisi 321,9313. Begitupun dengan Indeks Obligasi Korporasi Total Keuntungan (INDOBeX Corporate Total Return) yang ditutup naik 0,2293 poin (0,06%) ke level 357,8078.
(Baca: Indeks Obligasi Komposit Naik 0,05% ke Level 327,9561 dalam Sepekan (3-10 September 2021))
Mengutip data Bloomberg, mata uang rupiah hari ini ditransaksikan melemah Rp 50 (0,28%) ke level Rp 14.252,5 per dollar Amerika Serikat (AS). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia ditutup turun tipis 6,72 poin (0,11%) ke level 6.088,16.