Laporan keuangan konsolidasi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menunjukkan, laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk perusahaan tersebut sebesar Rp37,73 triliun pada kuartal III 2025.
Laba bersih emiten berkode BMRI itu turun 10,20% dari periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy) sebesar Rp42,01 triliun.
Meski begitu, pos pendapatan Bank Mandiri justru tumbuh positif. Tercatat, pendapatan bunga, syariah dan asuransi bersih hingga akhir September 2025 sebesar Rp78,55 triliun, naik nyaris 3,5% (yoy) dari September 2024 yang sebesar Rp75,9 triliun.
Melansir Katadata, Bank Mandiri mencatatkan penyaluran kredit konsolidasi mencapai Rp1.764,32 triliun. Pertumbuhanya mencapai 11% secara tahunan, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit industri perbankan nasional yang tercatat sebesar 7,7%.
Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross bank only tercatat 1,03%, dengan coverage ratio yang tetap solid di level 271%.
(Baca: 10 Emiten Bank dengan Aset Terbesar di Indonesia Semester I 2025)
“Kami melihat sektor padat karya, industri berorientasi ekspor, serta industri makanan dan minuman masih menjadi motor pertumbuhan yang signifikan. Kredit yang disalurkan di sektor-sektor ini terbukti memberikan multiplier effect terhadap lapangan kerja dan daya beli masyarakat,” kata Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri Novita Widya Anggraini dalam paparan publik Bank Mandiri yang digelar secara virtual, Senin (27/10/2025).
Bank Mandiri juga telah menyalurkan 74% atau sekitar Rp 40,7 triliun dari total Rp 55 triliun penempatan dana Kementerian Keuangan hingga akhir September 2025. Dana tersebut disalurkan kepada lebih dari 24 ribu pelaku usaha di 15 sektor strategis nasional. Penyaluran dana difokuskan pada sektor berorientasi ekspor, padat karya, dan UMKM, guna menopang pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan.
“Kami optimistis penempatan dana tersebut mampu menciptakan efek positif bagi perekonomian masyarakat secara nasional. Kami ingin memastikan setiap dana pemerintah yang dikelola Bank Mandiri benar-benar masuk ke sektor produktif,” ujar Novita.
Dari sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri tumbuh 13% (yoy) menjadi Rp1.884 triliun. Komposisi dana murah (CASA) tetap dominan sebesar 69,3%, mencerminkan keberhasilan strategi perseroan menjaga efisiensi biaya dana dan memperkuat likuiditas.
Sampai September 2025, aset bank pelat merah ini tercatat sebesar Rp2.563,36 triliun. Posisinya naik dari Desember 2024 yang sebesar Rp2.427,22 triliun.
Aset September 2025 terbagi atas liabilitas Rp1.977,94 triliun dan ekuitas Rp313,83 triliun.
(Baca: Bank yang Paling Dikenali Masyarakat Indonesia pada 2025)