Ketidakpastian pasar fiansial global seiring terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) dan memanasnya perang dagang memicu apresiasi dolar AS terhadap mata uang utama dunia. Hal tersebut memicu pelemahan rupiah (IDR).
Data Bloomberg di situs Asiabondsonline menunjukkan, nilai tukar rupiah (IDR) pada perdagangan Senin (14/04/2025) ditutup di level Rp16.787 per dolar AS, terdepresiasi 3,9% dibanding awal Januari 2025 (year-to-date/ytd). Pelemahan tersebut merupakan yang paling dalam dibandingkan dengan mata uang Asia lainnya.
>
Mata uang Asia lainnya yang mengalami pelemahan terdalam berikutnya adalah dong Vietnam sebesar 1,33% (ytd). Diikuti yuan China (CNY) 0,14% (ytd), dan kyat Myanmar (MMK) 0,09% (ytd).
Sementara mata uang yen Jepang (JPY) sepanjang tahun ini memimpin penguatan mata uang Asia, yakni sebesar 9,88% (ytd). Di tengah kekhawatiran global, yen dianggap sebagai aset lindung nilai (safe haven) bagi para investor.
Mata uang Asia lainnya yang mencatat penguatan terhadap dolar AS adalah won Korea Selatan (KRW) 3,95% (ytd), dolar Brunei Darussalam (BND) 3,82% (ytd), bath Thailand (THB) 2,19% (ytd).
Lalu, ringgit Malaysia (MYR) terapresiasi terhadap dolar AS sebesar 1,33% (ytd), dolar Singapura (SGD) 1,32% (ytd), kip Laos (LAK) 0,9% (ytd), riel Kamboja (KHR) 0,46% (ytd), dan dolar Hong Kong (HKD) 0,16% (ytd).
Berikut ini nilai tukar mata uang Asia terhadap dolar AS (14/4/2025):
- Laos (LAK): 21.648,79
- Indonesia (IDR): 16.787,00
- Kamboja (KHR): 4.010,45
- Myanmar (MMK): 2.103,00
- Korea (KRW): 1.422,35
- Jepang (JPY): 143,06
- Filipina (PHP): 57,08
- Thailand (THB): 33,63
- Vietnam (VND): 25,83
- Hong Kong (HKD): 7,76
- China (CNY): 7,31
- Malaysia (MYR) : 4,41
- Singapura (SGD): 3,82
- Brunei D (BND) : 1,32
(Baca: Daftar Barang RI yang Paling Terdampak karena Melemahnya Rupiah)