Laporan keuangan PT Bank Central Asia (BCA) menunjukkan, perusahaan mendapatkan laba bersih sebesar Rp50,47 triliun pada November 2024.
Laba periode berjalan itu naik 9,18% dari bulan sebelumnya (month-to-month/mtm) pada Oktober 2024 yang sebesar Rp46,22 triliun.
Kenaikan laba terjadi seiring meningkatnya pendapatan bunga setelah dikurangi bebannya. Tercatat pada November 2024 mencapai Rp70,15 triliun, naik 10,2% (mtm) dari Oktober 2024 sebesar Rp63,66 triliun.
Pendapatan November 2024 terdiri atas pendapatan bunga sebesar Rp80,81 triliun. Adapun beban bunga sebesar Rp10,65 triliun, sehingga pendapatan bersihnya sebesar Rp70,15 triliun.
Dalam laporan juga dijelaskan, pendapatan dan beban operasional terdiri lainnya. Di antaranya, kerugian dari penurunan nilai wajar aset keuangan, Rp-123,01 miliar; keuntungan dari penjualan aset keuangan Rp1,28 triliun; keuntungan dari transaksi spot dan derivatif/forward (realised) Rp763,97 miliar.
Selanjutnya, keuntungan dari penjabaran transaksi valuta asing Rp275,84 miliar; pendapatan dividen Rp2,32 triliun; pendapatan komisi/provisi/fee dan administrasi Rp14,71 miliar; pendapatan lainnya Rp607,22 miliar.
Adapun beban kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) Rp1,48 triliun; kerugian terkait risiko operasional Rp10,57 miliar; beban tenaga kerja Rp12,92 triliun; beban promosi Rp861,5 miliar; dan beban lainnya Rp11,36 triliun.
KIni, aset emiten berkode BBCA ini mencapai Rp1.415,4 triliun pada November 2024, naik dari Oktober 2024 yang sebesar Rp1.396,68 triliun.
Adapun liabilitasnya sebesar Rp1.145,65 triliun dan ekuitas sebesar Rp251,03 triliun pada November 2024.
(Baca juga: BCA Raup Laba Bersih Rp26,87 T per Semester I 2024, Tumbuh 11,06%)