PT Bank Central Asia Tbk atau BCA membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp26,87 triliun pada semester I 2024.
Merujuk laporan keuangan perseroan, angka itu tumbuh 11,06% dari periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy) yang sebesar Rp24,2 triliun pada semester I 2023.
Pendapatan bunga dan syariah bersih tercatat sebesar Rp39,89 triliun pada semester I 2024, meningkat 8,11% (yoy) dari periode Juni 2023 yang sebesar Rp36,9 triliun.
Melansir Katadata, pertumbuhan ini seiring dengan naiknya penyaluran kredit BCA sebesar 15,5% secara tahunan menjadi Rp850 triliun.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaadmadja mengatakan, pertumbuhan ini ditopang ekspansi pembiayaan serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan. Kredit untuk bisnis tercatat tumbuh dengan solid, baik di segmen korporasi maupun usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Peningkatan juga terjadi di segmen kredit konsumer, ditopang pelaksanaan BCA Expoversary 2024.
"Event yang diselenggarakan sekitar dua bulan tersebut berhasil mengumpulkan total aplikasi kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB) sekitar Rp50 triliun," kata Jahja dalam konferensi pers, Rabu (24/7/2024).
Kredit korporasi menjadi segmen dengan pertumbuhan tertinggi per Juni 2024, naik 19,9% (yoy) mencapai Rp388,6 triliun. Kredit komersial tumbuh 7,9% menjadi Rp127,8 triliun, dan kredit UMKM naik 12,7% hingga menyentuh Rp114,4 triliun.
Portofolio kredit konsumen meningkat 13,6% menjadi Rp210,2 triliun, didorong penyaluran KPR yang tumbuh 10,8% mencapai Rp126,9 triliun serta pertumbuhan KKB sebesar 18,4% menjadi Rp62,1 triliun. Kenaikan outstanding pinjaman konsumer lainnya, sebagian besar kartu kredit tercatat sebesar 20,2% mencapai Rp17,8 triliun.
Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan, termasuk di dalamnya investasi pada obligasi hijau serta kredit dengan skema sustainability linked loans, tumbuh 9,3% menyentuh Rp198 triliun per Juni 2024. Angka ini setara 23,2% dari total portofolio pembiayaan. BCA telah menyalurkan pembiayaan untuk kendaraan bermotor listrik sekitar Rp1,5 triliun per Juni 2024, tumbuh dua kali lipat secara tahunan.
Perbaikan kualitas pinjaman BCA juga seiring pertumbuhan kredit. Rasio loan at risk (LAR) tercatat sebesar 6,4% pada semester I 2024, turun dibandingkan angka setahun lalu yaitu 9%. Rasio kredit bermasalah (NPL) berada di angka 2,2%.
Rasio pencadangan NPL dan LAR berada pada level masing-masing sebesar 190,2% dan 71,2%. Di sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) naik 5% secara tahunan menyentuh Rp1.125 triliun.
Dana giro dan tabungan (CASA) berkontribusi 82% lebih dari total DPK, tumbuh 5,8% mencapai Rp915 triliun. BCA mempertahankan pertumbuhan pendapatan bunga bersih (NII) pada paruh pertama 2024 sebesar 7,9% secara tahunan mencapai Rp39,9 triliun. Pendapatan selain bunga naik 12,1% menjadi Rp12,4 triliun.
Saat ini, aset emiten berkode BBCA itu mencapai Rp1.425 triliun, naik 1,22% dari Desember 2023 yang sebesar Rp1.408 triliun.
Adapun jumlah liabilitas atau beban BBCA sebesar Rp1.176 triliun dan ekuitas atau modal sebesar Rp240,86 triliun.
(Baca juga: BCA Jadi Merek Perbankan Terkuat di Dunia pada 2024)