Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengekspor logam dasar mulia seberat 1.384,9 ton atau senilai US$1,78 miliar pada 2023.
Volumenya anjlok 30,64% dibanding 2022 (year-on-year/yoy) yang mencapai 1.996,7 ton.
Pada 2023, Jepang menjadi negara tujuan utama logam dasar mulia dari Indonesia, dengan volume 850,7 ton atau 61,4% dari total ekspor nasional. Adapun nilai ekspor logam mulia ke negara tersebut sebesar US$703,55 juta.
Korea Selatan menjadi negara tujuan ekspor logam mulia berikutnya, dengan volume 252,4 ton (US$62,01 juta). Disusul Singapura dengan 58 ton (US$570,69 juta) dan Hongkong 44,4 ton (US$ 299,75 juta).
Indonesia juga memasok logam mulia ke Australia seberat 9 ton (US$6,51 juta), Amerika Serikat 5,2 ton (US$772 ribu), Swiss 3,5 ton (US$21,83 juta), dan Thailand 3,5 ton (US$27,76 juta).
Selain negara di atas, Indonesia juga mengirimkan logam mulia ke negara-negara lainnya dengan volume gabungan 158,1 ton (US$94,80 juta) sepanjang tahun lalu.
(Baca: Harga Emas Dunia Makin Tinggi, Tembus Rekor pada Mei 2024)