Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pekerja di sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur pada tahun 2024 sebanyak 2034 pekerja. Jumlah ini mengalami penurunan sedikit sebesar 1,93% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, secara umum, data historis menunjukkan fluktuasi. Dimana setelah mengalami penurunan signifikan pada tahun 2018, jumlah pekerja cenderung meningkat hingga tahun 2023. Fluktuasi ini tergambar dari data historis yang menunjukkan penurunan tajam di tahun 2018, diikuti lonjakan signifikan di tahun 2019 dan terus berlanjut dengan kenaikan dan penurunan yang tidak terlalu besar hingga tahun 2023.
Dibandingkan rata-rata tiga tahun terakhir (2021-2023) yaitu 1809 pekerja, jumlah pekerja di tahun 2024 menunjukkan peningkatan. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir (2019-2023) yaitu 1820 pekerja, maka jumlah pekerja tahun 2024 juga mengalami peningkatan. Kenaikan tertinggi dalam lima tahun terakhir terjadi pada tahun 2019 dengan pertumbuhan sebesar 276,07%. Sementara penurunan terendah tercatat pada tahun 2022 dengan penurunan sebesar 7,05%.
(Baca: Harga Tembaga Pagi Hari Diperdagangkan US$5,36 /Pon (Jumat, 05 Desember 2025))
Pada tahun 2024, Kabupaten Alor berada di peringkat ke-29 di antara kabupaten/kota di wilayah Nusa Tenggara dan Bali dalam hal jumlah pekerja di sektor ini. Secara nasional, Kabupaten Alor berada di peringkat ke-386. Jika dibandingkan dengan data dari kolom 'data perbandingan', terlihat bahwa beberapa kabupaten/kota di pulau lain memiliki jumlah pekerja yang lebih tinggi. Misalnya, Kabupaten Boalemo di Sulawesi memiliki 2113 pekerja dan menempati peringkat ke-53 di pulau tersebut dan peringkat 383 secara nasional.
Kenaikan jumlah pekerja tertinggi di Kabupaten Alor terjadi pada tahun 2019, yang mengindikasikan adanya pertumbuhan ekonomi yang signifikan di sektor perdagangan pada tahun tersebut. Sementara itu, penurunan jumlah pekerja pada tahun 2024 perlu dianalisis lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penurunan tersebut bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan kebijakan, kondisi ekonomi global, atau faktor internal di Kabupaten Alor.
Anomali terlihat pada tahun 2018, dimana terjadi penurunan signifikan. Namun, setelah itu, jumlah pekerja kembali meningkat secara signifikan pada tahun 2019. Hal ini menunjukkan bahwa sektor perdagangan di Kabupaten Alor cukup resilien dan mampu pulih dengan cepat setelah mengalami penurunan. Penurunan ini perlu menjadi perhatian pemerintah daerah untuk melakukan evaluasi dan perbaikan kebijakan agar sektor perdagangan dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian daerah.
Kabupaten Boalemo
Kabupaten Boalemo di Sulawesi mencatatkan 2113 pekerja di sektor perdagangan. Dengan nilai tersebut, Boalemo menduduki peringkat ke-53 di pulau Sulawesi dan peringkat 383 secara nasional. Pertumbuhan sektor perdagangan di Boalemo tercatat sebesar 20,19%. Angka ini menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik dibandingkan dengan beberapa wilayah lain. Nilai ini menunjukkan adanya potensi yang besar bagi pengembangan sektor perdagangan di wilayah tersebut.
(Baca: Harga Gas Alam Dunia Naik Tiga Hari Berurutan)
Kabupaten Bombana
Kabupaten Bombana, juga di Sulawesi, memiliki 2103 pekerja. Hal ini menempatkan Bombana di peringkat ke-54 di pulau tersebut dan peringkat 384 secara nasional. Pertumbuhan di Bombana sangat signifikan, mencapai 207,91%. Peningkatan jumlah pekerja ini menunjukkan adanya perkembangan pesat dalam sektor perdagangan di Bombana. Pertumbuhan signifikan yang ditunjukkan oleh Kabupaten Bombana ini menandakan potensi besar sektor perdagangan.
Kabupaten Bantaeng
Kabupaten Bantaeng di Sulawesi memiliki 2067 pekerja. Dengan angka ini, Bantaeng berada di peringkat ke-55 di pulau Sulawesi dan peringkat 385 secara nasional. Namun, Bantaeng mengalami penurunan pertumbuhan turun 39,03%. Penurunan ini mengindikasikan adanya tantangan atau perubahan kondisi yang mempengaruhi sektor perdagangan di wilayah tersebut. Perlu adanya evaluasi lebih lanjut untuk mengidentifikasi penyebab penurunan ini.
Kabupaten Buol
Kabupaten Buol, juga terletak di Sulawesi, mencatatkan 2023 pekerja. Kabupaten ini menempati peringkat ke-56 di pulau Sulawesi dan peringkat 387 secara nasional. Pertumbuhan sektor perdagangan di Buol mengalami penurunan turun 23,05%. Penurunan ini perlu menjadi perhatian karena dapat mempengaruhi pendapatan dan lapangan kerja di wilayah tersebut. Penurunan ini mengindikasikan perlu adanya perhatian khusus terhadap perkembangan sektor perdagangan.
Kabupaten Sorong
Kabupaten Sorong di Papua memiliki 1926 pekerja. Dengan nilai tersebut, Sorong berada di peringkat ke-8 di pulau Papua dan peringkat 388 secara nasional. Sorong mengalami penurunan pertumbuhan turun 6,55%. Penurunan pertumbuhan di Sorong perlu dianalisis lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penurunan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan kebijakan atau kondisi ekonomi.
Kabupaten Minahasa Tenggara
Kabupaten Minahasa Tenggara, kembali di Sulawesi, memiliki 1859 pekerja. Wilayah ini menduduki peringkat ke-57 di pulau Sulawesi dan peringkat 389 secara nasional. Pertumbuhan di Minahasa Tenggara menunjukkan peningkatan sebesar 15,11%. Peningkatan ini menandakan adanya potensi yang baik bagi pengembangan sektor perdagangan di Minahasa Tenggara. Kinerja positif ini menunjukkan adanya stabilitas dan pertumbuhan dalam sektor perdagangan.