Harga saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) melesat tinggi dalam sebulan terakhir.
Pada 11 Agustus 2023 harga saham AMMN masih Rp3.000. Kemudian pada 11 September 2023 harganya naik jadi Rp5.500.
Secara kumulatif, selama periode 11 Agustus-11 September 2023 harga saham AMMN meningkat 83,3% (month-on-month/mom).
Berkat lonjakan tersebut, pada 11 September 2023 kapitalisasi pasar AMMN mencapai Rp403 triliun dan masuk ke peringkat lima besar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Kapitalisasi pasar AMMN yang baru dua bulan melantai di bursa itu mengalahkan dedengkot emiten big cap seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Astra International Tbk (ASII), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Unilever Indonesia Tbk.
(Baca: Ini Saham Tambang LQ45 Paling Kuat Tahun 2022)
Pergerakan saham AMMN juga jauh meninggalkan emiten-emiten lain di sektor tambang.
Selama periode 11 Agustus-11 September 2023, harga saham emiten tambang besar seperti PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) hanya naik di kisaran 10% sampai 19% (mom).
Lalu kenaikan lebih rendah di kisaran 2% sampai 6% (mom) dialami PT Bayan Resources Tbk (BYAN), PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Indika Energy Tbk (INDY).
Sementara sejumlah emiten tambang lain harga sahamnya turun di kisaran -1% sampai -7% (mom), yaitu PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Timah Tbk (TINS), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dengan rincian seperti terlihat pada grafik.
Adapun saham AMMN kini tengah dipantau oleh manajemen bursa karena pergerakannya yang dinilai di luar kebiasaan.
"Dengan ini kami menginformasikan adanya peningkatan harga saham AMMN yang di luar kebiasaan atau Unusual Market Activity," kata Kepala Divisi Pengawasan Transaksi Bursa Efek Indonesia (BEI) Yulianto Aji Sadono dalam keterangan resminya, Jumat (8/9/2023).
"Sehubungan dengan terjadinya Unusual Market Activity atas saham AMMN tersebut, perlu kami sampaikan bahwa Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini," lanjutnya.
(Baca: Meski Tiongkok Krisis, Sejumlah Saham Properti Menguat di Indonesia)