Utang luar negeri (ULN) Indonesia kembali mencatatkan penurunan pada awal tahun 2022. Bank Indonesia (BI) melaporkan ULN Indonesia pada Januari 2022 turun menjadi US$413,6 miiar atau setara atau Rp5.938,4 triliun.
Posisi ULN pada Januari 2022 juga terkontraksi 1,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy). Kontraksi ini lebih dalam dibandingkan kontraksi bulan sebelumnya sebesar 0,4%.
Adapun, BI menyebut penurunan terjadi pada ULN sektor publik yang dipegang pemerintah dan bank sentral, maupun utang sektor swasta.
ULN Pemerintah Terkontraksi 5,4% (yoy)
Posisi ULN Pemerintah pada Januari 2022 tercatat sebesar US$ 199,3 miliar, kembali turun dibandingkan dengan posisi ULN pada bulan sebelumnya yang sebesar US$200,2 miliar.
Hal ini menyebabkan ULN pemerintah Januari 2022 terkontraksi 5,4% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi 3% (yoy) pada Desember 2021.
BI mencatat, penurunan terjadi seiring beberapa seri SBN yang jatuh tempo pada Januari 2022, termasuk SBN dalam denominasi dolar AS.
Dari sisi pinjaman, penurunan secara neto terjadi pada pinjaman bilateral, seiring adanya pelunasan pinjaman untuk pembiayaan beberapa proyek infrastruktur.
ULN Swasta Terkontraksi 1% (yoy)
ULN swasta juga kembali turun dibandingkan bulan sebelumnya menjadi US$205,3 miliar pada Januari 2022. ULN swasta juga terkontraksi 1% (yoy), lebih dalam dalam kontraksi pada Desember 2021 0,8%.
Menurut BI perkembangan tersebut bersumber dari adanya pelunasan pinjaman luar negeri swasta yang jatuh tempo selama periode Januari 2022 sehingga menyebabkan ULN lembaga keuangan terkontraksi sebesar 4,3% (yoy), lebih dalam dibandingkan kontraksi bulan sebelumnya 4,2% (yoy).
Penurunan juga dipengaruhi ULN korporasi bukan lembaga keuangan yang terkontraksi sebesar 0,1% (yoy) setelah bulan sebelumnya masih tumbuh positif 0,1% (yoy).
Rasio Utang terhadap PDB 34,1%
Bank Sentral menyatakan penurunan semua ULN itu membuat struktur utang luar negeri Indonesia tetap sehat. Dengan penurunan itu, ULN Indonesia tetap terkendali dengan rasio di kisaran 34,1% dari PDB, menurun dari Desember 2021 yang masih mencapai 35%.
(Baca Juga: Menurun di Penghujung 2021, Ini Kelompok Peminjam Terbesar Utang Luar Negeri RI)