Laporan keuangan PT Unilever Indonesia Tbk. menunjukkan, penjualan dan laba bersih perusahaan kompak turun pada September 2023.
Penjualan bersih tercatat sebesar Rp30,50 triliun pada September 2023, turun 3,27% dari periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) sebesar Rp31,53 triliun pada September 2022.
Melansir Katadata, produk home and personal care mendominasi penjualan perusahaan dengan kontribusi Rp19,92 triliun atau 65,3% dari total penjualan perusahaan.
Presiden Direktur Unilever Indonesia sebelumnya, Ira Noviarti, mengatakan, segmen foods and refreshment menorehkan penjualan sebesar Rp10,58 triliun atau 34,69% dari total penjualan.
Penjualan di pasar domestik masih mendominasi dengan nilai Rp29,55 triliun, sedangkan nilai penjualan ekspor mencapai Rp951,84 miliar.
Di samping itu, laba bersih tercetak Rp4,18 triliun pada September 2023. Keuntungan ini turun 9,16% (yoy) dari sebelumnya yang sebesar Rp4,611 triliun pada September 2022.
Susutnya keuntungan berdampak pada pembagian laba saham dasar yang menjadi Rp110 per lembar saham pada tahun ini. Turun 9,09% (yoy) dari tebaran sebelumnya Rp121 per lembar saham pada September 2022.
Pada akhir September 2023, aset emiten berkode UNVR ini tumbuh sebesar 3,30% (year-to-date/ytd) mencapai Rp18,92 triliun. Utang perusahaan atau liabilitas menurun sebanyak 5,42% ytd menjadi Rp 13,5 triliun. Sementara itu, ekuitas perusahaan mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan hingga mencapai Rp5,38 triliun.
(Baca juga: Gerak Saham Unilever RI, Perusahaan yang Dilanda Isu Boikot Sebab Dianggap Pro-Israel)