PT Semen Indonesia (Persero) Tbk mencetak laba bersih Rp2,36 triliun pada 2022, tumbuh 15,5% dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Laba emiten berkode SMGR ini berhasil tumbuh di tengah turunnya pendapatan serta peningkatan beban.
Pada 2022 pendapatan SMGR turun 0,88% (yoy) menjadi Rp36,38 triliun, sementara beban pokoknya membengkak 2,9% (yoy) menjadi Rp25,7 triliun.
"Semen Indonesia menerapkan prinsip kehatian-hatian dalam menjalankan bisnis untuk dapat terus mempertahankan kinerja positif di tengah kondisi pasar yang semakin menantang dan peningkatan biaya energi," kata manajemen SMGR dalam siaran persnya (13/3/2023).
"Sejumlah inisiatif strategis diterapkan untuk mengamankan sektor penjualan dan pendapatan, mendorong efisiensi melalui operational excellence, melakukan optimalisasi struktur investasi pada anak perusahaan, hingga pengelolaan utang yang baik," lanjutnya.
Pada 2022 liabilitas atau utang jangka pendek SMGR memang tercatat menurun, dari Rp14,6 triliun menjadi Rp13 triliun. Utang jangka panjangnya juga menyusut dari Rp22,5 triliun jadi Rp20,2 triliun.
Secara kumulatif, total liabilitas atau utang SMGR pada akhir 2022 sudah berkurang sekitar Rp3,8 triliun.
Sementara itu, ekuitasnya naik dari Rp42,9 triliun menjadi Rp47,2 triliun. Total aset badan usaha milik negara (BUMN) ini juga bertambah dari Rp81,8 triliun menjadi Rp82,9 triliun.
Tahun ini SMGR masih bertahan di indeks LQ45 periode Februari-Juli 2023.
LQ45 adalah daftar 45 emiten terpilih versi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang performanya dinilai baik berdasarkan kriteria tertentu, seperti memiliki kapitalisasi pasar besar dan likuiditas tinggi.
(Baca: Harga Semen Naik, Indocement Cetak Rekor Laba pada 2022)