Data yang dihimpun Yahoo Finance menunjukkan, saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) duduk di level Rp86 rupiah per lembar saham pada penutupan perdagangan Senin, 12 Februari 2024.
Angka itu naik 2,38% dari dua hari sebelumnya yang berturut-turut stagnan di level Rp84 per lembar saham.
Meski terlihat naik, harga itu masih rendah dibanding pergerakan sebelumnya yang sempat menyentuh Rp109 pada 1 Desember 2023 dan Rp147 pada 31 Mei 2023.
Penguatan saham hari ini beriringan dengan beredarnya rumor merger antara GOTO dengan raksasa perusahaan teknologi, Grab Holdings Ltd.
Kabar merger terhembus dari laporan Bloomberg yang menyebut bahwa merger tersebut dilakukan demi menghentikan kerugian bertahun-tahun dan persaingan ketat kedua perusahaan di layanan transportasi daring alias ride hailing.
Salah satu opsi potensial bagi Grab yang berbasis di Singapura adalah untuk mengakuisisi GoTo menggunakan uang tunai, saham, maupun kombinasi keduanya.
"Perusahaan-perusahaan ini, yang juga pemimpin pengiriman makanan di wilayah dengan lebih dari 650 juta penduduk, sedang dalam pembicaraan awal tentang berbagai skenario," seperti dikutip Katadata dari Bloomberg, Jumat (9/2).
Namun, pihak GOTO sendiri enggan memberikan keterangan lebih lanjut terkait kabar merger tersebut.
“Kami tidak mengomentari rumor yang beredar di pasar. Saat ini tidak ada diskusi terkait hal tersebut,” kata Head of Corporate Communications GoTo Sinta Setyaningsih kepada Katadata, Senin (12/2/2024).
Jika kesepakatan merger ini terwujud, valuasi antara GOTO dan Grab ditaksir mencapai US$20 miliar atau setara Rp312 triliun (asumsi kurs Rp15.630 per US$).
Padahal belum lama ini, perusahaan juga telah menyepakati tuntasnya akuisisi 75% saham Tokopedia oleh TikTok pada Rabu (31/1/2024). Nilai transaksi secara keseluruhan mencapai US$2,18 miliar atau sekitar Rp34 triliun.
Satu sisi, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengingatkan bahwa dampak terwujudnya wacana merger ini bisa menimbulkan monopoli bisnis.
“Saat ini info yang berkembang begitu. Untuk transaksi tersebut, tentunya ada potensi konsentrasi pasar tinggi di pasar tertentu. Agar tidak menjadi monopoli, tentunya aksi tersebut dihindari,” kata Deswin Nur, Kabiro Humas dan Kerja Sama KPPU kepada Katadata, Senin (12/2/2024).
(Baca juga: Komposisi Pemegang Saham GOTO Awal 2024, Siapa Terbesar?)