Kementerian LHK: Jumlah Titik Panas di Indonesia Capai 110 Dalam 24 Jam Terakhir (Jumat, 18 April 2025)
- A Kecil
- A Sedang
- A Besar
Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 110 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia.
Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Jumat (18/4/2025) pukul 11.52 WIB. Dari 110 titik panas terdeteksi, 107 titik skala sedang dan 3 titik skala rendah.
Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.
(Baca: Inilah 10 Gempa Bumi Terbesar Sepanjang Sejarah, Dua di Antaranya dari Indonesia)
Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Maluku Utara sebanyak 28 titik. Kalimantan Timur menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 12 titik. Riau berada di posisi ketiga sebanyak 12 titik panas.
Sebanyak 9 titik panas terdeteksi di Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur menyusul dengan 8 titik panas, serta Jawa Tengah dan Sulawesi Utara masing-masing memiliki 7 dan 7 titik panas terdeteksi.
Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.
Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.
(Baca: Gempa Bumi Berkekuatan 4.5 M Guncang 14 Km Utara Dari San Carlos,)