Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan (Kemendag) melaporkan, nilai transaksi aset kripto Indonesia mencapai Rp49,82 triliun pada Mei 2024.
Nilai itu turun 4,66% secara bulanan (month-to-month/mtm) dari April 2024 yang sebesar Rp52,26 triliun.
Namun secara tahunan (year-on-year/yoy) meroket 506,83% dari Mei 2023 yang hanya Rp8,21 triliun.
Sejak awal 2024, nilai aset transaksi kripto Indonesia naik 130,96% secara (year-to-date/ytd) dari Januari 2024 yang sebesar Rp21,57 triliun.
Sementara transaksi aset kripto bulanan tertinggi pada tahun ini terjadi pada Maret yang sebesar Rp103,58 triliun.
Selama empat tahun terakhir, nilai aset kripto paling kecil terjadi pada 2023. Rinciannya, Rp859,4 triliun pada 2021; Rp306,4 triliun pada 2022; Rp149,3 triliun pada 2023; dan Rp260,9 triliun pada Januari-Mei 2024.
Rerata nilai transaksi bulanan pada 2023 menyentuh Rp12,44 triliun.
Kini pelanggan aktif kripto yang bertransaksi sebanyak 893.541 orang pada Mei 2024. Penambahan jumlah pelanggan Mei 2024 mencapai 363.101 pelanggan.
Adapun pelanggan terdaftar sampai Mei 2024 mencapai 19,75 juta pelanggan.
(Baca juga: Harga Bitcoin Tembus Rp1 Miliar Awal Maret 2024)