Biro perjalanan haji dan umrah, PT Arsy Buana Travelindo Tbk baru saja melantai di bursa saham. Emiten bersandi HAJJ ini melakukan penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) pada Rabu, (5/4/2023).
HAJJ menjadi emiten ke-29 yang melakukan IPO atau ke-854 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Emiten ini tercatat di papan Akselarasi.
Dilansir Katadata, selama masa penawaran umum sistem e-IPO, emiten yang bergerak bidang jasa penyedia akomodasi perjalanan wisata itu mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) sekitar 33,14 kali.
Pemesan saham HAJJ tercatat sebanyak 15.717 pihak yang tersebar dari 34 provinsi di Indonesia dan 5 negara. Adapun pemesan didominasi oleh investor individu sebanyak 15.709 pihak sedangkan sisanya sebanyak 8 investor institusi.
HAJJ menawarkan 687 juta saham baru dengan nilai nominal Rp30 per saham. Mereka membuka penawaran dengan nilai Rp150 per saham. Adapun range per hari di antara Rp160-Rp169 per saham.
Dari data yang dilansir RTI, saham HAJJ naik 15 poin atau 9,74% ke Rp169 pada perdagangan Kamis (6/4/2023). Volume saham yang beredar mencapai 48,72 juta dengan nilai transaksi Rp8,2 miliar dan frekuensi menyentuh 2.781 kali. Kapitalisasi pasar HAJJ tembus Rp387 miliar.
(Baca juga: Ini Batas Auto Rejection Saham Terbaru 2023)
Lantas, bagaimana keuangan HAJJ selama ini?
Dari laporan keuangannya, HAJJ mencatatkan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp966,28 juta pada Maret 2022.
Namun, pada laporan tahunan 2021, HAJJ mengalami kerugian sampai Rp1,97 miliar. Sementara pada pembukuan 2020, HAJJ memperoleh untung bersih Rp442 juta.
Adapun total aset HAJJ pada Maret 2022 mencapai Rp73,61 miliar. Liabilitasnya sebesar Rp26,45 miliar dan ekuitasnya mencapai Rp47,16 miliar.
(Baca juga: Meski Pendapatan Turun, Laba Semen Indonesia Naik pada 2022)