Indonesia menduduki peringkat teratas destinasi ramah muslim di dunia menurut Indeks Perjalanan Muslim Global (Global Muslim Travel Index/GMTI) 2023 yang dikeluarkan oleh Mastercard dan CrescentRating. Tak hanya Indonesia, Malaysia juga menempati peringkat yang sama dengan raihan skor indeks masing-masing 73 poin.
Adapun GMTI mengukur indeks terhadap 138 negara tujuan wisata ramah muslim. Indeks ini menilai destinasi berdasarkan empat kriteria utama, yaitu akses, komunikasi, lingkungan, dan layanan.
“Indonesia dan Malaysia bersama-sama memegang posisi teratas bergengsi di GMTI 2023,” kata GMTI dalam laporannya.
Sebelumnya, Indonesia pernah menduduki peringkat pertama dalam laporan GMTI 2019, sementara Malaysia secara konsisten berada di garis terdepan sejak tahun 2015.
Menurut GMTI, Indonesia dan Malaysia sama-sama unggul dalam penilaian kriteria komunikasi yang mencakup pemasaran destinasi.
Selain itu, kedua negara tersebut juga sama-sama terdepan dalam penilaian kriteria layanan yang sesuai dengan kebutuhan para turis muslim. Cakupan penilaian layanan tersebut di antaranya terkait pilihan santapan halal, akses mudah ke tempat shalat, akomodasi ramah muslim, makanan halal dan tempat shalat di bandara, serta warisan dan pengalaman menawan selama perjalanan.
Pendiri dan CEO CrescenRating Fazal Bahardeen mengatakan, pasar perjalanan muslim telah menunjukkan pertumbuhan yang cukup besar pada 2022 yaitu mencapai 110 juta pengunjung internasional muslim. Jumlah ini mencapai 68% dari tingkat pra-pandemi pada 2019.
“Kami memperkirakan bahwa kedatangan wisatawan muslim akan meningkat menjadi 140 juta pada 2023 dan pulih ke tingkat sebelum pandemi sebesar 160 juta pada 2024,” ujar Fazal dalam laporannya.
Ke depan, Fazal mengatakan, pasar perjalanan muslim diperkirakan akan terus berkembang secara signifikan dengan proyeksi mencapai 230 juta kedatangan wisatawan muslim dengan pengeluaran sebesar US$225 miliar dollar AS pada 2028.
(Baca: Berapa Banyak Populasi Muslim Kalangan Muda di Dunia?)