Biro Statistik Ketenagakerjaan (Bureau of Labor Statistics/BLS) melaporkan indeks harga konsumen (IHK) Amerika Serikat (AS) seluruh perkotaan pada September 2022 naik 0,4% dari bulan sebelumnya (month-on-month/mom).
Angka inflasi Amerika tersebut di atas ekspektasi para analis yang disurvei Reuters, yang memperkirakan inflasi hanya sebesar 0,2% (m-to-m).
Adapun jika dilihat secara tahunan, inflasi Amerika masih tinggi, yakni sebesar 8,2% pada September 2022 (year-on-year/yoy), meskipun lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 8,3% (yoy). Penurunan ini merupakan yang ketiga kalinya terjadi secara beruntun sejak Juli 2022.
Harga makanan di AS pada September 2022 mengalami kenaikan sebesar 0,8% (mom), dengan rincian inflasi makanan rumahan sebesar 0,7% (mom) dan inflasi makanan di luar rumah sebesar 0,9% (mom).
Sementara secara tahunan inflasi makanan AS pada bulan lalu mencapai 11,2% (yoy). Rinciannya, inflasi makanan rumahan sebesar 13% (yoy) dan inflasi makanan di luar rumah sebesar 8,5% (yoy).
Sedangkan inflasi energi AS pada September 2022 justru turun 2,1% (mom), dengan rincian komoditas energi turun 4,7% (mom) sedangkan layanan energi masih terjadi inflasi sebesar 1,1% (mom).
Adapun secara tahunan, inflasi energi AS tercatat sebesar 19,8% (yoy), dengan rincian inflasi komoditas energi sebesar 19,7% (yoy) dan inflasi layanan energi sebesar 19,8% (yoy).
Seperti di ketahui, pada September 2022 bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis points (bps) ke kisaran 3,0-3,25%.
Dengan masih tingginya inflasi bulan lalu The Fed berpotensi menaikkan lagi suku bunga acuannya di waktu mendatang, karena inflasi saat ini yang sebesar 8,2% (yoy) masih jauh dari yang ditargetkan sebesar 2% (yoy).
(Baca: Proyeksi IMF, Inflasi Indonesia Tidak Setinggi Inflasi Global)