Bank sental Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin (bps) pada Rabu, 15 Juni 2022. Kenaikan ini merupakan yang paling agresif sejak akhir 1994.
Dengan kenaikan ini, suku bunga bank sentral Amerika berada di kisaran 1,5-1,75%. Level tersebut merupakan yang tertinggi sejak Maret 2020 seperti terlihat pada grafik. Kenaikan suku bunga tersbut diproyeksikan masih akan berlanjut hingga akhir tahun dengan target hingga 3,4%.
Kebijakan menaikkan suku bunga dilakukan The Fed untuk meredam laju inflasi. Seperti diketahui, inflasi Amerika pada Mei 2022 mencapai 8,6% (year on year/yoy). Inflasi tersebut merupakan yang tertinggi dalam 4 dekade terakhir.
Perekonomian dunia yang membaik seiring meredanya pandemi Covid-19 mendorong permintaan komoditas meningkat, baik pangan maupun energi. Di tengah meningkatnya permintaan tersebut, Rusia melakukan invasi ke Ukraina sehingga menyulut kenaikan harga komoditas.
Seperti diketahui, Rusia merupakan salah satu negara eksportir komoditas energi ke negara kawasan Eropa dan negara lainnya. Demikian pula Ukraina yang merupakan negara eksportir komoditas pangan, minyak nabati maupun gandum ke berbagai negara, termasuk Indonesia.
Dengan terganggunya pasokan tersebut, harga komoditas melambung dan memicu inflasi tinggi di beberapa negara.
(Baca: Inflasi Amerika Serikat Capai 8,6% (YoY) pada Mei 2022, Tertinggi dalam 4 Dekade)