Bank Indonesia (BI) memproyeksikan kebutuhan uang kartal untuk Ramadan dan Idul Fitri 2021 mencapai Rp 152,14 triliun. Nilai tersebut meningkat 39,33% dibandingkan realisasi penarikan di perbankan pada tahun lalu yang sebesar Rp 109,2 triliun.
Bank sentral memperkirakan 90,07% kebutuhan tersebut berupa uang pecahan besar yang terdiri dari nominal Rp 100.000 dan Rp 50.000 senilai Rp 137 triliun. Sisanya sebesar 9,93% berupa uang pecahan kecil mulai Rp 20.000 ke bawah dengan nilai Rp 15,2 triliun.
Kebutuhan uang tunai terbesar berasal dari wilayah Jawa sebesar Rp 59,4 triliun; disusul Sumatera Rp 25,95 triliun; Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) Rp 10,85 triliun; Kalimantan 10,39 triliun; serta Bali dan Nusa Tenggara Rp 5,58 triliun. Sementara, kebutuhan uang tunai di Kantor Pusat BI mencapai RP 39,99 triliun.
(Baca: Tarawih Bakal Jadi Aktivitas Ramadan Paling Terdampak Pandemi)
Kenaikan proyeksi kebutuhan uang kartal saat Ramadan dan Idul Fitri 2021 telah memperhatikan asumsi makro ekonomi Indonesia. BI juga memperhatikan realisasi percepatan bantuan langsung tunai (BLT) menjelang Idul Fitri.
Faktor lainnya terkait dengan program vaksinasi yang mempengaruhi tingkat mobilitas masyarakat. Selain itu, BI memperhatikan adanya kebijakan pemerintah tentang larangan mudik.